Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ekspor CPO Agustus 2022 Makin Moncer, Meski Harga Turun

BPS melaporkan kinerja ekspor salah satu komoditas unggulan Indonesia, yaitu minyak kelapa sawit mentah (CPO), pada Agustus 2022 makin moncer
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor salah satu komoditas unggulan Indonesia, yaitu minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), pada Agustus 2022 mengalami peningkatan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto melaporkan dari tiga komoditas unggulan ekspor, yaitu besi baja, CPO, dan batu bara, CPO menjadi komoditas yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi di Agustus 2022 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kinerja ekspor komoditas unggulan minyak kelapa sawit masih meningkat, disebabkan karena peningkatan volume ekspor di tengah penurunan harga di pasar global,” paparnya dalam Rilis Berita Statistik, Kamis (15/9/2022).

Pasca pembukaan larangan ekspor CPO di akhir Mei lalu, ekspor CPO terus mengalami peningkatan, seperti pada Juni sebanyak 1,76 juta ton. Catatan BPS pada Juli 2022, Indonesia berhasil mengirimkan CPO ke berbagai negara tujuan dengan volume 2,16 juta ton sementara pada Agustus mencapai 3,6 juta ton, naik 1,44 juta ton dari Juli.

Setianto juga mengatakan harga CPO pada Agustus 2022 mengalami penurunan yang sangat tajam bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu, dari US$1.142 per metrik ton menjadi US$1.026 per metrik ton.

“Kalau kami bandingkan dengan bulan yang sama, harga-harga untuk Agustus 2022 ini lebih rendah dari Agustus tahun lalu. Misal minyak kelapa sawit lebih rendah sebesar 10,15 persen,” ujarnya.

Adapun sejak diberlakukan pembebasan tarif pungutan ekspor, biaya yang ditanggung pelaku usaha pun berkurang US$200 per ton CPO sehingga mampu meningkatkan ekspor sesuai ekspektasi pemerintah.

Kebijakan ini dinilai efektif dalam mendorong percepatan ekspor dan mengerek harga Tandan Buah Segar (TBS) di level petani. Adapun, insentif ini diberikan pemerintah sampai 31 Oktober 2022 sehingga potensi lonjakan ekspor masih cukup terbuka.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengungkapkan memang harga CPO tengah menurun seiring dengan kondisi ekonomi global masih lesu.

“Memang harga minyak nabati dunia sedang turun selain itu karena kondisi ekonomi global yg juga sedang lesu, untuk minyak sawit stok Malaysia juga meningkat ini menyebabkan sentimen negatif,” ujarnya, Kamis (15/9/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper