Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Golongan Listrik 450 VA Dihapus, Ekonom: Subsidi Bisa Salah Sasaran!

Pengalihan penggunaan daya listrik dari 450 VA menjadi 900 VA akan menyebabkan subsidi listrik menjadi tidak tepat sasaran.
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Anggaran DPR RI mengusulkan untuk dihapuskannya penggunaan daya listrik  450 VA dan dialihkan ke 900 VA untuk mengatasi kelebihan pasokan atau over supply listrik.

Sementara itu, pelanggan yang menggunakan daya listrik 900 VA diminta untuk dinaikkan ke daya 1.200 VA agar permintaan terhadap listrik meningkat.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa usulan tersebut kemungkinan besar bisa mengatasi masalah over supply listrik.

Namun demikian, dengan pengalihan penggunaan daya listrik dari 450 VA menjadi 900 VA, akan menyebabkan subsidi listrik menjadi tidak tepat sasaran.

“Ini menyalahi subsidi, karena subsidi diberikan untuk masyarakat yang konsumsi listriknya rendah, yang kemampuan ekonominya rendah. Jika kemudian dialihkan ke 900 VA, ada kemungkinan tidak tepat sasaran,’ katanya kepada Bisnis, Selasa (13/9/2022).

Di samping itu, dia menilai pengalihan daya listrik tersebut juga akan menambah beban pada APBN.

Namun, dia mengatakan hal itu tergantung pada seberapa besar skema subsidi listrik nantinya.

“Tentu kalau konsumsi menjadi semakin besar, beban subsidi akan semakin besar. Tapi kembali lagi, target subsidi menjadi kurang tepat sasaran,” jelasnya.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal berpendapat pengalihan daya listrik dari 450 VA ke 900 VA akan berdampak pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Pasalnya, masyarakat kelas menengah ke bawah saat merupakan kelompok yang paling tertekan, mulai dari upah dan pasar tenaga kerja yang belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19, lonjakan inflasi, hingga kenaikan harga BBM.

“Dampaknya paling besar ke kelompok bawah. Kalau kemudian ada kebijakan penghapusan daya listrik 450 VA, berarti tambah beban lagi untuk biaya listrik. Biaya listrik dalam komponen inflasi nomor 2, setelah makanan minuman, jadi semakin berat," katanya.

Meski subsidi listrik masih dipertahankan, lanjutnya, pemerintah juga perlu memperhatikan betul implementasi kebijakan ini secara teknis di lapangan. 

“Jika tidak dikelola dengan baik, akan berakibat pada meningkatnya beban konsumsi listrik kelas menengah ke bawah. Ini perlu ada penekanan, harus hati-hati dalam hal implementasinya karena beban yang ditanggung masyarakat kelompok bawah semakin besar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper