Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kenaikan Harga BBM: Optimisme Konsumen Terancam Turun

Ekonom memprediksi optimisme konsumen bakal turun sebagai dampak dari kenaikan harga BBM subsidi.
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. istimewa
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2022 tercatat meningkat menjadi sebesar 124,7, dari 123,2 pada bulan sebelumnya. Apakah optimisme konsumen bakal turun sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)?

Survei Bank Indonesia (BI) mencatat Menguatnya optimisme konsumen tersebut didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan. Peningkatan IKK pun terjadi pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, kelompok usia, dan tingkat pendidikan responden.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa IKK naik pada Agustus 2022 didorong oleh perbaikan mobilitas ketika kasus Covid-19 tidak menjadi kekhawatiran utama bagi masyarakat untuk berbelanja. 

Pada bulan yang sama, juga terjadi moderasi harga pada komoditas pangan sehingga tekanan pada daya beli konsumen mulai bisa dikendalikan. Namun demikian, peningkatan ini kata Bhima terjadi sebelum adanya kenaikan harga BBM subsidi. Kondisi  perekonomian menjadi berbeda setelah harga BBM naik, terutama dampaknya pada kenaikan inflasi.

"Kondisi pada September diperkirakan jauh berbeda, karena inflasi harga energi akan memicu penyesuaian pada harga berbagai jenis barang dan jasa, terutama tarif ojek online dan transportasi umum,” katanya kepada Bisnis, Kamis (8/3/2022).

Dengan perkembangan tersebut, Bhima memperkirakan keyakinan konsumen ke depan kemungkinan besar akan mengalami penurunan. Pasalnya, kenaikan harga BBM dan peningkatan inflasi dinilai akan mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama kelas menengah.

Pasalnya, kata di, kalangan kelas menengah ini yang sebenarnya paling terdampak dari kenaikan BBM subsidi. 

"Kelas menengah tidak ter-cover oleh bansos tunai [BLT BBM Rp600.000], kecuali bantuan subsidi upah yang menyasar pekerja formal. Konsumsi rumah tangga bisa alami perlambatan,” jelasnya.

Oleh karena itu, Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 akan mencapai kisaran 4,5 hingga 4,8 persen secara tahunan.

“Selain itu tidak ada event besar pasca Lebaran di kuartal III/2022 yang mendorong naiknya konsumsi masyarakat. Baru pada kuartal IV nanti ada Natal dan tahun baru, semoga bisa mendorong belanja lebih besar,” imbuhnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper