Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pizza Hut (PZZA) Prediksi Dampak Harga BBM Naik Baru Terasa 2-3 Bulan Lagi

Pizza Hut (PZZA) memprediksi dampak kenaikan harga BBM memengaruhi perusahaan 2-3 bulan ke depan.
Pizza Hut (PZZA) Prediksi Dampak Harga BBM Naik Baru Terasa 2-3 Bulan Lagi / Istimewa
Pizza Hut (PZZA) Prediksi Dampak Harga BBM Naik Baru Terasa 2-3 Bulan Lagi / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten waralaba pengelola Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) memprediksi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memengaruhi perusahaan dalam 2-3 bulan ke depan. 

Corporate Secretary PZZA Kurniadi Sulistyomo mengatakan bahwa Pizza Hut berada dalam posisi menanti dampak kenaikan harga BBM yang dinilai berkaitan langsung dengan penurunan daya beli konsumen. 

"Kami menunggu bagaimana dampak kenaikan harga BBM ini serta pengaruhnya terhadap pada daya beli konsumen. Dampak aktualnya buat perusahaan baru akan terlihat 2-3 bulan ke depan," ujar Kurniadi kepada Bisnis, Selasa (6/9/2022). 

Saat ini, sambung Kurniadi, perusahaan berkode saham PZZA itu belum bisa mengkalkulasi pengaruh kenaikan harga BBM terhadap perusahaan karena masih menunggu informasi dari para pemasok, termasuk efeknya terhadap biaya logistik.

Namun, pengaruh kenaikan BBM terhadap emiten waralaba tersebut akan menjadi kabar yang kurang mengenakkan bagi konsumen yang jumlahnya tidak sedikit jika menghitung jumlah gerai perusahaan. 

Mengutip laporan keuangan perusahaan, sampai dengan 30 Juni 2022 PZZA tercatat memiliki 544 gerai di Indonesia. Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya 540 gerai pada 31 Desember 2021.

Kendati perhitungan pasti soal dampak kenaikan harga BBM terhadap emiten waralaba populer tersebut belum diketahui, industri makanan dan minuman (mamin) secara keseluruhan dipastikan menaikkan ongkos produksi. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan ongkos produksi berpotensi naik di kisaran 1-2 persen akibat kenaikan harga BBM. 

Sebagaimana diketahui, harga bahan bakar solar mengalami kenaikan sekitar 24 persen dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter sejak pemerintah menaikkan harga pada akhir pekan lalu. 

Adhi menjelaskan, ongkos logistik di industri mamin memiliki kontribusi rata-rata sekitar 6 persen terhadap keseluruhan biaya produksi.

Di industri mamin, sambungnya, BBM berkontribusi sekitar 50 persen dari keseluruhan ongkos logistik. Sisanya, dikeluarkan untuk biaya supir tol dan lain-lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper