Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM di Indonesia Naik, Singapura dan Malaysia Full Senyum Kecipratan Cuan

Dua negara tetangga Indonesia, Singapura dan Malaysia berpotensi kecipratan cuan setelah Indonesia menaikkan harga BBM.
Truk tangki mobile storage di Pertamina Jawa Bagian Tengah. /Dok. Pertamina 
Truk tangki mobile storage di Pertamina Jawa Bagian Tengah. /Dok. Pertamina 

Bisnis.com, SOLO - Dua negara tetangga Indonesia, Singapura dan Malaysia, berpotensi kecipratan cuan setelah Indonesia menaikkan harga BBM di dalam negeri.

Hal tersebut lantaran dua negara tersebut menjadi negara importir BBM tertinggi di Indonesia.

Jika permintaan BBM di Indonesia kian besar, maka jumlah importir BBM dari dua negara tetangga tersebut berpotensi meningkat secara signifikan.

BPS sendiri telah mengungkap nilai importis BBM dari Singapura dan Malaysia per semester I 2022 ini dan jumlahnya tak main-main.

Impor BBM Indonesia dari Singapura dan Malaysia mencapai masing-masing US$6,37 miliar dan US$3,41 miliar sepanjang Januari hingga Juli 2022.

Secara keseluruhan nilai impor BBM dari dua negara tetangga itu menyentuh Rp145,47 triliun dengan kurs Rp14.875.

Angka ini menjadi catatan impor hasil minyak tertinggi dari keseluruhan pembelian selama satu semester terakhir yang mencapai US$14,3 miliar.

Salah satu alasan mengapa Indonesia masih menjadi importir BBM yakni kurangnya teknologi pengolahan minyak mentah.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh ketua BPS, Efliza, kepada Bisnis.com.

"Penyebabnya bisa karena produk minyak mentah Indonesia belum mencukupi atau minyak mentah mencukupi tetapi belum bisa mengolahnya menjadi hasil minyak di dalam negeri," kata Efliza

Walaupun sempat menjadi salah satu negara eksportir minyak di dunia hingga tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC, konsumsi minyak yang terus membludak memaksa Indonesia untuk melakukan impor minyak. 

Merujuk laporan dan data dari Badan Pusat Statistik alias BPS, sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2021, jumlah impor hasil minyak di Indonesia selalu lebih besar daripada jumlah ekspor minyak.

Per tanggal 3 September 2022, harga minyak di Indonesia naik. Pertalite yang semula dijual Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liternya.

Kemudian Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Adapun pemerintah turut mengerek harga Pertamax non subsidi dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bisnis.com, Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper