Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyesuaian Harga BBM Akan Kerek Pengembangan Kilang Pertamina

Penyesuaian harga bahan bakar minyak akan menyehatkan arus kas Pertamina, sehingga rating kredit akan membaik dan beban bunga akan menurun.
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022).  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan pemerintah yang belakangan menaikkan harga jual sejumlah bahan bakar minyak (BBM) diproyeksikan berdampak positif bagi arus kas dan rating kredit PT Pertamina (Persero) hingga akhir tahun ini.

Situasi itu diharapkan ikut mendongkrak kinerja pengembangan dan pembangunan kilang menyusul beban impor BBM yang berlipat ganda di tengah harga minyak mentah dunia yang masih tertahan tinggi saat ini.

“Penyesuaian harga bahan bakar minyak akan menyehatkan arus kas Pertamina, sehingga rating kredit akan membaik dan beban bunga akan menurun,” kata Pjs Corsec Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Milla Suciyani saat dihubungi, Senin (5/9/2022).

Milla mengatakan sebagian besar anggaran untuk pengembangan kilang milik perusahaan minyak pelat merah itu berasal dari dana investasi dan pembiayaan lewat lembaga pemberi kredit eksternal.

Kendati secara akuntansi tidak terhubung, sentimen kenaikan harga BBM di hilir diharapkan ikut memperbaiki keekonomian proyek kilang pada sisi midstream bisnis Pertamina.

“Jadi secara akuntansinya tidak terpengaruh oleh penyesuaian harga BBM,” kata tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, Pertamina relatif bakal memiliki perencanaan keuangan yang lebih lancar untuk pengembangan proyek yang menjadi portofolio perseroan. Misalnya Pertamina mencatat 14 proyek kilang yang ditarget rampung hingga 2027. Adapun dana yang dibutuhkan mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp569,44 triliun, kurs Rp14.236.

Proyek itu akan meningkatkan kapasitas produksi Pertamina dari kemampuan saat ini yang hanya 729.000 barel per hari menjadi 1,5 juta barel per hari. Selain itu, fleksibilitas dan kualitas pemurnian minyak mentah juga ditingkatkan untuk mengejar keekonomian produk.

“Kalau realisasi investasi ini masih terus berubah nilainya hingga akhir 2022, kalau 2023 masih usulan, belum bisa diumumkan,” kata dia.

Adapun, dalam portofolio bisnis kilang Pertamina, pengembangan proyek-proyek tersebut terbagi atas proyek pembangunan kilang baru, proyek peningkatan kualitas kilang, pembangunan kilang petrokimia, proyek kilang hijau, dan proyek growth engine.

Untuk proyek pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) dilakukan di Kilang Tuban dengan estimasi produksi sebesar 300.000 barel per hari. Proyek itu direncanakan selesai pada 2026.

Sementara itu, untuk proyek peningkatan kualitas kilang atau refinery development master plan (RDMP) terdapat enam proyek, yakni RDMP Dumai, RDMP Plaju, RDMP Balongan, RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, dan revamp TPPI.

Pertamina juga tengah mengerjakan empat proyek kilang petrokimia, yakni Olefin TPPI, petroleum to pharmaceutical, petrochemical Jabar, dan New PP balongan.

Seperti diketahui, pemerintah tetap menaikkan harga sejumlah jenis bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite, Solar hingga Pertamax kendati harga minyak mentah dunia belakangan terkontraksi cukup dalam dari level US$100 per barel.

Pemerintah menaikkan harga Pertalite dari posisi awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diikuti Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Adapun pemerintah turut mengerek harga Pertamax non subsidi dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.

Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro menilai harga jual BBM milik Pertamina yang sudah mendekati harga keekonomian akan ikut mengerek naik investasi pada pengerjaan kilang ke depan. Di satu sisi, Pertamina memiliki tugas untuk dapat memproduksi BBM dengan harga kompetitif lewat pemurnian lewat mentah di dalam negeri.

“Kalau harga BBM bagus ke depan otomatis kilangnya harusnya nambah ya, itu jadi insentif bagi teman-teman pengembang kilang,” kata Komaidi saat dihubungi, Minggu (4/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper