Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Justru Turun Jadi Rp29.000 per Kg saat BBM Naik

Berdasarkan laporan di Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga telur justru turun saat harga BBM naik.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Imbas penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ternyata tidak cukup berdampak pada harga telur ayam yang justru turun pada hari ini, Senin (5/9/2022), ke angka Rp29.000 per kilogram (kg).

Berdasarkan laporan di Panel Harga Badan Pangan Nasional, rerata nasional harga telur ayam ras sebesar Rp29.690/kg. Harga tertinggi terdapat di Papua Barat, Rp36.300/kg, dan terendah di Bengkulu, Rp26.300/kg.

Sementara berdasarkan early warning system (EWS) Kementerian Perdagangan, harga telur ayam selama Agustus 2022 telah naik 7,51 persen dari Rp29.300 menjadi Rp31.500 per kilogram (kg).

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan melihat harga telur ayam belum terpengaruh dengan kenaikan BBM, karena ditentukan dengan harga DOC (day old chicken) dan pakan.

“Telur terjadi tren penurunan walaupun masih cukup tinggi di tingkat konsumen di angka Rp29.000/kg,” ujarnya, Senin (5/9/2022).

Selain itu, Reynaldi juga menyampaikan bahwa harga telur yang cenderung turun akibat pedagang masih memiliki stok lama, sehingga masih menggunakan harga sebelum terjadi kenaikan BBM.

Harga telur ayam yang sebelumnya mengalami tren kenaikan akibat peternak melakukan pengurangan populasi (afkir) pada periode lebaran, dikarenakan harga jual telur ayam ras seringkali berada dibawah HPP khususnya pada kuartal I/2022. Membaiknya harga telur ayam ras di tingkat peternak menyebabkan kenaikan permintaan DOC Layer sehingga harga DOC Layer menyentuh Rp 15.000/ekor.

Ke depannya, Reynaldi melihat untuk komoditas telur kemungkinan tidak akan terjadi kenaikan yang cukup signifikan, seperti yang terjadi pada harga cabai dan bawang yang naik sekitar Rp5.000 per kilogram.

“Telur kan daya simpannya sebentar, jadi nggak mungkin pedagang menaikkan harga terlalu tinggi,” lanjutnya.

Guru Besar IPB University Bayu Krisnamurthi mengungkapkan bahwa harga komoditas hari ini yang naik wajar terjadi sebagai imbas dari kenaikan harga BBM, namun hanya untuk jangka pendek.

Dalam jangka menengah, menurut Bayu, harga pangan akan terbentuk dengan sendirinya mengingat situasi dalam dan luar negeri masih sangat dinamik.

“Tidak ada yang tahu [kapan harga stabil]. Dinamika di Ukraina, perkembangan iklim, kebijakan berbagai negara produsen utama dan konsumen utama. Semua akan berpengaruh,” ujarnya.

Pemerintah pun terus mengupayakan dalam menstabilkan harga telur sehingga tidak membuat peternak rugi, begitu pun untuk konsumen.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menggelar operasi pasar di PD Pasar Minggu, Jumat (2/9/2022) sore, menyampaikan harga telur dalam sepekan terakhir berangsur turun di beberapa daerah.

“Kemarin saya ke Samarinda dari Rp32.000 sudah Rp31.000 saya tanya ambilnya dari Jawa Timur kirim. DKI Rp.30.000-an makanya perlu Badan Pangan operasi pasar dengan kawan-kawan. Jawa Timur antara Rp29.000an, Jawa Barat Rp29.000. Sumatera tapi sudah di bawah Rp30.000. Rata rata dari Aceh sampe Lampung Rp29.000 di sana banyak. Jadi mudah mudahan minggu depan sudah mulai turun,” ujar Zulhas kepada awak media.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper