Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk tetap menjaga produksi minyak di tengah tren penurunan produksi alamiah yang mulai terlihat tahun ini.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman meminta ExxonMobil untuk segera merealisasikan rencana percepatan pengeboran infill drilling Kedung Keris West serta pengembangan untreated gas untuk mengimbangi penyusutan produksi tersebut.
“SKK Migas sangat menekankan kepada Kontraktor KKS yang menjadi operator masing-masing blok serta mitra kerja mereka untuk segera mengejar ketertinggalan yang ada karena pencapaian target lifting sangat tergantung kinerja dua blok ini,” kata Fatar melalui siaran pers, Senin (29/8/2022).
Selain Blok Cepu, Fatar juga meminta operator proyek Jambaran Tiung Biru, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk dapat menyelesaikan kendala finansial berkaitan dengan rencana on stream tahun ini sebagai pengimbang tren penurunan lifting nasional tahun ini.
Di sisi lain, SKK Migas menyebut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah berkontribusi pada pendapatan negara hingga Rp310 triliun usai memproduksi 540 juta barel minyak pada Mei 2022 lalu.
ExxonMobil berhasil melakukan produksi siap jual atau lifting ke-800 dari wilayah kerja (WK) Cepu pada Selasa (24/5/2022). Sebanyak 630.000 barel minyak kargo milik pemerintah dan Pertamina bakal dikirim melalui floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang ke kapal Pertamina.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lifting ke-800 itu menandai total akumulasi produksi lebih dari 540 juta barel minyak yang sempat ditargetkan EMCL. Torehan itu melebihi rencana pengembangan awal WK Cepu dengan cadangan minyak yang diperkirakan hanya 450 juta barel.
“Kami menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan EMCL atas kontribusinya terhadap kesuksesan operasi WK Cepu yang aman, andal dan efisien, serta membantu menjaga ketahanan energi Indonesia dengan memberi kontribusi sekitar 30 persen produksi minyak nasional,” kata Dwi melalui siaran pers, Selasa (24/5/2022).
Dwi menambahkan operasi WK Cepu telah berkontribusi terhadap pendapatan negara setara 5,5 kali lipat investasi awal. Adapun investasi awal yang digelontorkan EMCL pada WK Cepu berada di posisi sekitar Rp57 triliun atau setara dengan US$4 miliar.
“Jika dihitung sejak WK Cepu berproduksi, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun atau US$4 miliar, WK Cepu telah menghasilkan 540 juta barel minyak dan memberikan lebih dari Rp310 triliun atau US$21,6 miliar bagi pendapatan negara berupa bagi hasil pemerintah dan pembayaran pajak,” ujar Dwi.