Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendukung anggaran tambahan dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI sebesar Rp5,5 miliar.
Pada kunjungannya saat melepas PMI program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan, Airlangga menyampaikan kontribusi remitansi dari PMI per tahunnya yakni US$9,8 miliar atau setara Rp146 triliun (kurs Rp14.900). Untuk itu, dia menyatakan pada tahun ini, PMI akan mendapat dukungan negara dengan dana PEN.
“Karena program G to G milik pemerintah, maka negara wajib membiayai. Tahun depan, pagu indikatif sudah disampaikan Presiden kepada DPR, wajar jika anggaran BP2MI ditambahkan. Kami mendukung anggaran untuk BP2MI,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Senin (22/8/2022).
Bukan tanpa sebab, pasalnya menurut Kepala BP2MI Benny Rhamdani, calon PMI yang akan berangkat selama ini menggunakan biaya sendiri. Adanya PEN untuk PMI artinya calon PMI tidak lagi harus membayar sejumlah biaya penempatan, karena sudah ditanggung negara.
Sementara selama pandemi Covid-19 berlangsung, banyak calon PMI yang keberangkatannya tertunda. Dia menyatakan keprihatinannya kepada CPMI yang telah mengeluarkan biaya besar, meminjam uang, serta menjual harta benda mereka demi pembiayaan keberangkatan yang belum jelas.
“Saya meminta bantuan ke Pak Menko, dan langsung diterima oleh Pak Menko. Bantu saya pak, bantu BP2MI, bantu para 8.000 CPMI yang kesulitan dalam pembiayaan penempatan. Dan apa respons dari Pak Menko? Beliau langsung menyetujuinya, dengan mengucurkan dana PEN Rp5,5 miliar!” tuturnya.
Meski menjadi salah satu penyumbang devisi tertinggi, Benny prihatin karena pahlawan devisa tersebut tidak mendapatkan bantuan, terlebih pada 2023 sudah ada 13.000 calom PMI yang mengantre untuk diberangkatkan.
“Selama CPMI didukung Pak Airlangga Hartarto, saya tidak takut pada pembiayaan dan anggaran, saya yakin CPMI G to G dapat berangkat ditanggung negara,” tutupnya.
Pada periode ini, sejumlah 542 CPMI yang terdiri dari 407 sektor manufaktur dan 135 sektor perikanan yang akan berangkat ke Korea pada 22 dan 24 Agustus 2022.
Terdapat 542 orang calon PMI yang terdiri dari 407 sektor manufaktur dan 135 sektor perikanan yang akan berangkat ke Korea pada 22 dan 24 Agustus 2022.