Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia Indonesia yang sedang melakukan aktivasi kembali pesawat terkendala antrean di fasilitas bengkel pesawat (maintenance, repair and overhaul/MRO).
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang yang bisa meningkatkan pendapatan saat ini belum bisa dipenuhi oleh jumlah pesawat yang laik terbang. Hal tersebut dipicu oleh tren travel revenge.
"Aktivasi pesawat masih terkendala oleh antrean panjang di MRO yang menghambat rencana penambahan jumlah pesawat perseroan," ujarnya dikutip, Senin (22/8/2022).
Selama kuartal II/2022, perseroan berhasil menambahkan total 14 rute ke dalam konektivitas penerbangannya dengan mengoperasikan sekitar 30 persen dari target total pesawat hingga akhir tahun ini sebanyak 30 pesawat.
Menghadapi kondisi tersebut hingga Semester I/2022 ini, Veranita tetap yakin bahwa tren positif peningkatan pendapatan akan berlanjut hingga paruh kedua tahun ini dengan harapan situasi global membaik.
Sejauh ini, peningkatan performa AirAsia pada kuartal II/2022, mendorong pencapaian yang lebih baik untuk hasil keseluruhan pada Semester I/2022. Perseroan berhasil meningkatkan kapasitas sebanyak 41 persen dan peningkatan pendapatan sebesar 153 persen senilai Rp692 miliar.
Baca Juga
Pencapaian ini juga didorong oleh berbagai strategi termasuk pembenahan rute dan pemaksimalan utilitas pesawat. Namun, upaya Perseroan untuk memperkecil kerugian harus dihadapkan pada tekanan tambahan dari nilai mata uang dan harga bahan bakar.
Perseroan menutup kinerja Semester I/2022 dengan pencatatan EBITDA negatif sebesar Rp543,8 miliar dan rugi bersih senilai Rp1,05 triliun.