Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Aktivasi Pesawat, AirAsia: Masih Antre di Bengkel

AirAsia menuturkan upaya aktivasi pesawat masih terkendala antrean di bengkel pesawat atau MRO.
Pesawat AirAsia lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Indonesia, Senin (29/12/2014)./Bloomberg-Dimas Ardian
Pesawat AirAsia lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Indonesia, Senin (29/12/2014)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia Indonesia yang sedang melakukan aktivasi kembali pesawat terkendala antrean di fasilitas bengkel pesawat (maintenance, repair and overhaul/MRO).

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang yang bisa meningkatkan pendapatan saat ini belum bisa dipenuhi oleh jumlah pesawat yang laik terbang. Hal tersebut dipicu oleh tren travel revenge.

"Aktivasi pesawat masih terkendala oleh antrean panjang di MRO yang menghambat rencana penambahan jumlah pesawat perseroan," ujarnya dikutip, Senin (22/8/2022).

Selama kuartal II/2022, perseroan berhasil menambahkan total 14 rute ke dalam konektivitas penerbangannya dengan mengoperasikan sekitar 30 persen dari target total pesawat hingga akhir tahun ini sebanyak 30 pesawat.

Menghadapi kondisi tersebut hingga Semester I/2022 ini, Veranita tetap yakin bahwa tren positif peningkatan pendapatan akan berlanjut hingga paruh kedua tahun ini dengan harapan situasi global membaik.

Sejauh ini, peningkatan performa AirAsia pada kuartal II/2022, mendorong pencapaian yang lebih baik untuk hasil keseluruhan pada Semester I/2022. Perseroan berhasil meningkatkan kapasitas sebanyak 41 persen dan peningkatan pendapatan sebesar 153 persen senilai Rp692 miliar.

Pencapaian ini juga didorong oleh berbagai strategi termasuk pembenahan rute dan pemaksimalan utilitas pesawat. Namun, upaya Perseroan untuk memperkecil kerugian harus dihadapkan pada tekanan tambahan dari nilai mata uang dan harga bahan bakar.

Perseroan menutup kinerja Semester I/2022 dengan pencatatan EBITDA negatif sebesar Rp543,8 miliar dan rugi bersih senilai Rp1,05 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper