Bisnis.com, JAKARTA – Certificate of Acknowledgement dari International Rice Research Institute (IRRI) atau Institut Penelitian Padi Internasional yang diterima Presiden Joko Widodo merupakan momentum bersejarah bagi Indonesia untuk bangkit menjaga kemandirian dan ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat mendampingi Jokowi menerima penghargaan yang diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie, Minggu (14/8/2022).
Menurut Arief, untuk menjaga ketahanan pangan, selain intensifikasi dan ekstensifikasi, NFA juga mendorong diversifikasi, melalui gerakan konsumsi pangan lokal yang beragam, bergizi semibang, dan aman.
“Hal ini sejalan dengan pesan Presiden saat acara penerimaan penghargaan yang mengatakan bahwa diversifikasi harus dilakukan agar kita tidak hanya tergantung pada beras, oleh karenanya harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/8/2022).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, stok beras nasional pada April 2022 menjadi yang tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Ia menambahkan Indonesia sudah 3 tahun tidak impor beras, atau tepatnya sejak 2019.
“Pada tahun ini, sampai dengan Desember 2022, berdasarkan data neraca pangan nasional yang dihimpun NFA [Badan Pangan Nasional], stok beras kita kembali surplus sekitar 7,5 juta ton. Begitu juga dengan komoditas lain seperti jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, telur, dan minyak goreng,” ujarnya.
Berdasarkan capaian tersebut, Arief mengajak seluruh stakeholder pangan merapatkan barisan dan menyamakan visi, serta semakin memperkuat kolaborasi untuk meperkuat ketahanan pangan nasional, mengingat tantangan sektor pangan pada 2023 semakin berat. Pasalnya, kondisi global masih diliputi gejolak seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid, serta perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan.
Selain merangkul berbagai pihak, Arief menambahkan melalui tugas dan kewenangan yang dimiliki, Badan Pangan Nasional terus membangun dan melakukan pembenahan pondasi tata kelola pangan nasional melalu pembaharuan sejumlah regulasi, sinergi dengan kementerian/ lembaga dan perguruan tinggi untuk penguatan teknologi dan digitalisasi, menggandeng dunia usaha seperti BUMN dan swasta guna akselerasi penyerapan hasil pertanian, serta kampanye penganekaragaman konsumsi dan gerakan konsumsi pangan lokal.
Dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa keberhasilan Indonesia mengamankan pangan nasional tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi seluruh pihak baik kementerian/lembaga, akademisi, hingga pelaku usaha pangan termasuk petani.
Selain itu dukungan infrastruktur juga menjadi daya ungkit keberhasilan tersebut seperti pembangunan 29 bendungan, 4.500 embug, dan 1,1 jaringan irigasi. Adapun produksi beras Indonesia pada 2021 mencapai 31,3 juta ton sedangkan pada akhir April 2022 sebaran stok di lapangan mencapai 10, 2 juta ton.