Bisnis.com, JAKARTA - Holding BUMN Pangan ID Food bakal genjot 4 sektor komoditas untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Rencana ini dilakukan dalam rangkan second wave transformation atau langkah transformasi lanjutan usai BUMN holding pangan ini dibentuk pada awal tahun 2022 ini.
“Kami telah menyiapkan langkah transformasi lanjutan sebagai upaya memajukan pangan meliputi beberapa sektor ,” ujar Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan saat ditemui di Gedung RNI, Sabtu (13/8/2022).
Komoditas pertama, Frans mengatakan pihaknya siap untuk mendukung swasembada gula. ID Food merencanakan smart farming 12 hektare lahan tebu di Jawa Barat melalui penerapan budidaya tebu dengan teknologi dan remote sensing, sehingga diharapkan peningkatan akurasi penanaman dan hasil produksi tebu yang baik.
Kedua untuk komoditas padi, lanjut Frans, juga akan dilakukan pengembangan lahan di Sukamandi Subang dengan menciptakan pertanian terintegrasi.
“Lahan ini nantinya akan diintegrasikan dengan pengolahan Pajale, pengolahan limbah menjadi pupuk dan pallet serta pusat pengembangan benih unggulan,” tuturnya.
Ketiga, ID Food akan fokus pada sektor peternakan akan dilakukan pengembangan ekosistem bisnis unggas seperti Ayam DOC secara end to end dan terintegrasi.
“Pengembangan penggemukan hewan ternak sapi dan breeding juga dilakukan dan terintegrasi dengan jaringan peternak rakyat,” ujarnya.
Keempat, sektor perikanan dan kelautan juga akan dilakukan revitalisasi cold storage untuk meningkatkan kapasitas Unit Pengolahan Ikan (UPI).
Selain itu, komoditas garam juga dilakukan modernisasi tambang garam untuk mendukung peningkatan ladang garam melalui proses mekanisasi panen.
“Langkah-langkah transformasi pengembangan bisnis ini ditargetkan mulai tahun 2022 ini hingga tahun 2024, Selain itu juga akan lakukan perampingan beberapa anak perusahaan atau divestasi,” katanya.
Sementara itu, pencapaian kinerja keuangan sampai semester I 2022, BUMN Holding Pangan ID Food memperoleh pendapatan mencapai Rp6,2 triliun, atau tercapai 93 persen dari anggaran 2022 sebesar Rp6,6 triliun.
Dengan demikian kinerja pendapatan semester I 2022 capai 16 persen YoY.
“Kontribusi perolehan pendapatan ditopang dari 3 sektor terbesar utama diantaranya gula sebesar Rp1 triliun, diikuti dengan sektor perdagangan retail dengan kontribusi sebesar Rp3 triliun, sektor peternakan sekitar Rp1,3 triliun,” jelas Frans.