Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ekonom Beberkan Dampak Tensi China-AS Bagi Ekonomi Indonesia

Ekonom menjelaskan dampak tensi geopolitik Rusia dan Ukraina hingga China dan Amerika Serikat terhadap ekonomi Indonesia.
Wibi Pangestu Pratama
Wibi Pangestu Pratama - Bisnis.com 06 Agustus 2022  |  11:49 WIB
Ekonom Beberkan Dampak Tensi China-AS Bagi Ekonomi Indonesia
Sebuah truk peti kemas melintas di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. (BNLI) menilai bahwa tensi geopolitik yang saat ini terjadi, baik antara Rusia dan Ukraina, maupun yang terbaru di Taiwan antara China dan Amerika Serikat, akan membawa dampak tersendiri bagi perekonomian Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan bahwa Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,44 persen pada kuartal II/2022. Kinerja positif itu ditorehkan di tengah tekanan global yang tinggi, terutama dalam hal harga komoditas.

Meskipun begitu, Josua menilai Indonesia perlu berhati-hati terhadap tensi geopolitik yang dapat berimbas terhadap perekonomian. Apalagi, saat ini tensi geopolitik bukan hanya ada di Eropa Timur, tetapi juga di Asia pasca kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.

"Meskipun Indonesia sebagian besar ekonominya masih mengandalkan konsumsi domestik, tentu perekonomian global juga dapat berdampak pada perekonomian Indonesia. Paling tidak terdapat beberapa transmisi dampak dari geopolitik global terhadap perekonomian domestik," ujar Josua, Jumat (5/8/2022).

Menurut Josua, transmisi dampak geopolitik yang bisa memengaruhi Indonesia pertama ada dari pasar keuangan. Sentimen risk-off terhadap pasar negara berkembang dapat mengakibatkan aliran modal keluar dari Indonesia yang mendorong pelemahan nilai tukar, kenaikan suku bunga pasar, dan penurunan kinerja pasar modal.

Kedua, dari pasar komoditas, fluktuasi harga komoditas global dapat berdampak pada perekonomian domestik. Ketika harga komoditas naik signifikan, memang cenderung akan berdampak positif terhadap ekonomi, tetapi kenaikan inflasi tetap membayangi.

Ketiga, dari sisi perdagangan, dampak kondisi geopolitik global juga dapat berdampak terhadap kinerja perdagangan. Menurut Josua, hal tersebut bisa muncul sebagai dampak dari trade diversion dari negara-negara yang berkonflik.

"Beberapa konflik geopolitik global saat ini, seperti perang Rusia-Ukraina, dan yang baru-baru ini terjadi antara Amerika Serikat dan China akibat kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat ke Taiwan, berpotensi mempengaruhi kinerja sisi eksternal Indonesia," kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china amerika serikat ekonomi perekonomian
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top