Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri menilai adanya konflik antara Rusia dan Ukraina akan mempersulit transisi energi yang berujung pada sulitnya mewujudkan komitmen net zero emission (NZE).
Sebagaimana diketahui, beberapa negara di Eropa mulai meminta batu bara dari Indonesia, di tengah larangan impor batu bara dari Rusia oleh Uni Eropa yang berlaku efektif pada bulan ini. Padahal, Eropa perlu mengantisipasi kebutuhan energi yang biasanya melonjak pada semester kedua tahun ini lantaran memasuki musim dingin.
"Jadi kita bisa lihat, prosesnya tidak akan mudah," katanya dalam Emerging Markets: Anticipating Strong Headwinds yang digelar secara virtual, RAbu (3/8/2022).
Meski demikian, Chatib melihat bahwa kondisi ini merupakan peluang dalam transisi energi. Pasalnya, ketika harga bahan bakar fosil sangat mahal, ada insentif bagi banyak negara untuk beralih ke energi terbarukan dengan harga minyak hampir US$100 per barel.
"Sekarang, energi terbarukan menjadi layak, karena jika harga minyak relatif rendah, maka tidak ada insentif bagi masyarakat untuk ke arah itu," ungkap dia.
Namun, dia menyayangkan kebijakan Pemerintah Indonesia saat ini yang mempertahankan subsidi bahan bakar. Menurut dia, kebijakan tersebut kurang tepat untuk dilakukan dalam hal mendorong energi baru terbarukan (EBT).
Dia menambahkan, pemerintah mungkin perlu menyesuaikan harga bahan bakar dan menggunakan uang tersebut untuk melindungi kelompok rentan.
"Singkatnya, situasi saat ini akan berdampak negatif namun pada saat yang sama, saya juga melihat peluang yang dapat kita ambil dari sini, karena harga energi yang tinggi akan menggeser permintaan ke energi terbarukan," ujarnya.