Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi perekonomian global menghadapi gejolak akibat perang Rusia vs Ukraina dan stagflasi. Imbasnya, semua harga komoditas mengalami kenaikan.
Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik PascaPandemi pada Selasa (2/8/2022).
"Komoditas utama dari Rusia seperti gas dan mental serta Ukraina seperti gandum naik. Akibatnya, beberapa negara inflasinya tinggi. [Inflasi] Brasil hampir 12 persen, Eropa 9,5 persen, AS 9 persen, Singapura 5,61 persen. Ini gak pernah terjadi sebelumnya," ujar Airlangga.
Dia menuturkan harga semua komoditas telah bertengger di atas indeks 100 jika dibandingkan dengan benchmark pada 2019. Komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain pupuk, energi, metal, hingga produk pertanian.
Bukan itu saja, dia mengatakan biaya logistik dan ketersediaan komoditas membuat harga-harga melonjak. Per Juli 2022, indeks WCI dunia sebesar US$7.050,94 per kontainer 50 kaki, tetapi nlai ini masih 8 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Indeks ini cenderung menurun setelah pernah mencapai posisi tertinggi sebesar US$10.360,87 per kontainer 40 kaki, namun masih sangat jauh di atas harga rata-rata.
Baca Juga
"Hal tersebut memberikan tekanan terhadap global supply change. Namun, kita lihat trade forecast juga menurun sehingga ini memberikan tekanan terhadap perekonomian," imbuhya.