Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Juli 2022 Lebih Tinggi dari Perhitungan Sri Mulyani

Tingkat inflasi Juli 2022 lebih tinggi dari perhitungan Menteri Keuangan Sri Mulyani, meskipun pemerintah telah menaikkan outlook inflasi tahun ini.
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). /Bisnis-Abdurachman
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Juli 2022 tercatat mencapai 4,94 persen (year-on-year/yoy) dan menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Inflasi terus meningkat, bahkan ketika pemerintah sudah menaikkan outlook inflasi tahun ini ke rentang 3,5—4,5 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan bahwa inflasi Juli 2022 mencapai 4,94 persen atau naik dari posisi Juni 2022 di angka 4,35 persen. Catatan inflasi terus mengalami kenaikan dan menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

"Secara tahunan, inflasi di Juli [2022] ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober 2015, di mana saat itu terjadi inflasi 6,25 persen [YoY]," ujar Margo dalam rilis, Senin (1/8/2022).

BPS menjelaskan bahwa komponen harga bergejolak (volatile food) menjadi pendorong inflasi Juli 2022, dengan andil 0,25 persen.

Catatan inflasi Juli 2022 menjadi lampu kuning karena sudah berada di atas rentang target pemerintah. Dalam Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Semester I/2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tercatat menaikkan outlook inflasi tahun ini.

Awalnya, pemerintah meyakini inflasi akan bergerak di rentang 3±1 persen atau 2—4 persen. Namun, dalam Laporan Pelaksanaan APBN Semester I/2022, pemerintah ternyata menaikkan outlook inflasi sehingga titik tertingginya menjadi 4,5 persen.

"Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, laju inflasi pada 2022 diperkirakan mencapai kisaran 3,5—4,5 persen [YoY]," tertulis dalam Laporan Pelaksanaan APBN Semester I/2022, dikutip Bisnis pada Senin (1/8/2022).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu membenarkan bahwa pihaknya mengerek outlook inflasi 2022 lebih tinggi dari target awal. Menurutnya, hal tersebut berkaitan dengan kenaikan harga secara global, terutama energi dan pangan.

"Kenaikan ini sudah berpotensi meningkatkan harga komoditas di dalam negeri. [Peningkatan outlook inflasi] ini adalah strategi dan arahan dari kebijakan pemerintah bersama DPR," kata Febrio dalam konferensi pers APBN Kita, pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper