Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi tahunan di Indonesia pada Juli 2022 mencapai rekor tertinggi sejak 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (1/8/2022) mengumumkan tingkat inflasi tahunan mencapai 4,94 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya atau Juni, yakni 4,35 persen.
Berdasarkan data BPS, makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi tahunan tertinggi pada Juli 2022, yakni 9,35 persen. Selanjutnya diikuti oleh transportasi dan peralatan, perlengkapan, serta pemeliharaan rutin rumah tangga, masing-masing sebesar 6,65 persen dan 4,91 persen.
"Komoditas utama yang memberikan andil di Juli secara year-on-year adalah cabai merah, minyak goreng, bawang merah, dan rokok kretek filter, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, Senin (1/8/2022).
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi nasional pada tahun 2022 akan mencapai kisaran 4,5 hingga 4,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4,2 persen.
Gubernur Bank Indoensia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perkiraan tersebut sejalan dengan kenaikan harga komoditas global yang tetap tinggi ke depan, terutama komoditas pangan dan energi.
“Dengan perkmbangan harga komoditas dunia yang naik, kami perkriakan inflasi lebih tinggi dari 4,2 persen, yakni bisa mencapai 4,5-4,6 persen,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (21/7/2022).
Sejalan dengan itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berpotensi bias ke bawah pada kisaran perkiraan tahun ini sebesar 4,5 hingga 5,3 persen. “Dengan demikian pertumbuhan ekonomi 2022 diperkriakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi BI tahun 2022 yaitu 4,5 sampai 5,3 persen," imbuhnya.