Bisnis.com, JAKARTA - LG berencana merelokasi pusat riset dan pengembangan atau research & development alias R&D dari China ke Indonesia.
Rencana ini menambah daftar panjang item investasi yang telah dibenamkan oleh perusahaan tersebut. Sebelumnya, LG telah memulai investasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Bersama konsorsium asal Korea Selatan lainnya termasuk Hyundai, LG Electronics memulai proyek ambisius mereka sejak beberapa tahun terakhir, yakni membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Selain rencana masuknya investasi Korea Selatan ke Indonesia, Bisnisindonesia.id menyajikan berita lainnya yang ditulis secara analitis dan lebih mendalam.
Berita tentang rencana investasi perusahaan Korea Selatan di Indonesia adalah salah satu dari 5 berita pilihan Bisnisindonesia.id edisi Senin, 1 Agustus 2022.
Berikut Top 5 News Bisnisindonesia.id selengkapnya:
Baca Juga
1. Investasi Jumbo Korea Selatan Masuk Lagi, SDM RI Siap?
Perusahaan asal Korea Selatan LG Electronics makin memperbesar investasi ke Indonesia seiring dengan komitmen raksasa teknologi itu merelokasi pusat risetnya ke Indonesia.
Rencana itu terungkap setelah Presiden Joko Widodo melawat ke Seoul, Korea Selatan pada pekan ini. Diplomasi pemerintah rupanya berbuah manis seiring makin besarnya investasi perusahaan Negeri Ginseng.
Pemerintah bakal memastikan fasilitasi, mulai dari tahap perizinan hingga terealisasinya rencana investasi tersebut.
2. Pangsa Pasar Susut, Merek Mobil Jepang Tambah Investasi
Pabrikan otomotif Jepang siap menambah investasi untuk memperkuat basis produksi dan pasarnya di Indonesia.
Sejak beberapa tahun terakhir, dominasi merek Jepang menyusut seiring dengan ekspansi pabrikan Korea dan China di Indonesia.
Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia dengan karakter investasi yang berkualitas. Presiden Jokowi sangat menghargai kualitas investasi Jepang. Namun, dia juga berharap investor Jepang mempertimbangkan competitiveness-nya sehingga dapat bersaing dengan investor lain di Indonesia
3. Kisah Taipan Azim Premji Banting Stir dari Minyak Nabati ke IT
Azim Premji-India Today/Hemant Mishra
Tak mudah mengalihkan fokus bisnis bagi sebuah unit perusahaan yang skalanya sudah cukup besar. Namun, jalan itu tetap ditempuh oleh Azim Premji, pewaris perusahaan minyak nabati dari ayahnya sejak 1947. Dengan bekal ilmu teknik, dia beralih ke industri teknologi dan layanan informasi sekitar 45 tahun setelahnya.
Premji yang lahir di Mumbai pada 1945 sempat kuliah di Stanford University jurusan teknik elektro pada tahun 1960-an. Namun, dia memilih keluar karena harus mengambil alih bisnis keluarga setelah ayahnya wafat pada 1966.
Premji yang saat itu baru berumur 21 tahun langsung menjadi Chairman Wipro di Amalner, India dan memegang mayoritas saham perusahaan. Meski banyak yang meragukan dirinya, Premi mempertahankan posisi pucuk pimpinan.
Dia berhasil memimpin perusahaan melalui diversifikasi ke berbagai produk seperti sabun, sepatu, bola lampu, serta silinder hidrolik. Namun, jiwa engineer di dalam dirinya masih terus memanggil.
4. Gas Rusia Masih Bisa Ngalir ke Eropa, Pakar Sebut Satu Syarat
Eropa yang sedang bersiap menghadapi berakhirnya pasokan gas dari Rusia masih punya waktu untuk mengisi cadangan energinya. UE disebut masih memiliki kesempatan untuk memompa gas dari Rusia asalkan volume aliran pipa dipulihkan dalam beberapa minggu ke depan
Moskow memperkirakan transit gas Rusia melalui wilayah Ukraina akan mencapai sekitar 42,19 juta meter kubik, Minggu (31/7/2022). Hal itu didasarkan data yang dirilis di situs Operator Sistem Transmisi Gas Ukraina (GTSOU).
Saat ini Gazprom memasok gas ke Eropa melalui stasiun Sudzha Ukraina karena permintaan untuk memompa melalui Sokhranovka ditolak pihak Ukraina.
Permintaan Eropa mencapai level tertinggi 109,6 juta meter kubik pada awal Maret.
Harga gas di Eropa pada hari Rabu melonjak menjadi $ 2.300 per 1.000 meter kubik dengan latar belakang berkurangnya pasokan melalui pipa Nord Stream.
Volume pemompaan saat ini sekitar 20 persen dari kapasitas desainnya.
Para ahli mengatakan kepada Nezavisimaya Gazeta bahwa UE masih memiliki kesempatan untuk memompa gas sebelum dimulainya musim penarikan.
5. Potensi Migas Blok Andaman Dicari, BPMA Aceh Buru Cadangan Baru
Keberhasilan Premier Oil Andaman Ltd. menemukan gas sebesar 27 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan 1.884 barel kondensat per hari (bopd) di Blok Andaman II yang terletak 150 kilometer lepas pantai Aceh, membuat potensi migas Blok Andaman makin banyak dicari.
Terlebih, dengan potensi sumber daya gas bumi di Blok Andaman I, II, dan III yang diproyeksikan masing-masing mencapai sekitar 6 triliun kaki kubik (TCF), muncul keyakinan bahwa perairan Aceh bakal memiliki sumber daya gas terbesar di dunia.
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), temuan potensi sumber daya gas di Andaman II murni mengandung gas tanpa bauran karbon dioksida atau CO2, yang membuat proyek lapangan makin kompetitif di tengah isu transisi energi.
Kawasan perairan Aceh pun kemudian menjadi perbincangan. Apalagi, minat investasi perusahaan migas internasional, menurut Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lebih banyak tertuju pada sejumlah wilayah kerja (WK) migas yang membentang di kawasan perairan Aceh.