Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Minta Smelter Konsentrat Tembaga Freeport Rampung 50 Persen Akhir 2022

Pembangunan smelter milik Freeport diklaim telah mencapai 34,9 persen dengan besaran investasi lebih dari US$1 miliar.
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Freeport Indonesia dapat merampungkan 50 persen pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur pada akhir tahun ini.

Target itu disampaikan Arifin saat meninjau perkembangan pembangunan smelter dengan desain single line terbesar di dunia itu pada Jumat (29/7/2022). Dalam kunjungan itu, Arifin melihat langsung lokasi proyek seluas 100 hektare dengan didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.

"Progresnya saya lihat terukur dan kini sudah mencapai 34,9 persen dengan biaya yang sudah dikeluarkan lebih dari US$1 miliar. Ditargetkan sampai akhir tahun ini progresnya bisa mencapai 50 persen," kata Arifin melalui keterangan pers, Jumat (29/7/2022).

Arifin mengatakan kementeriannya bakal terus mendorong percepatan pembangunan, salah satu upayanya adalah dengan adanya pengaturan mengenai pertambangan, serta regulasi mengenai keharusan hilirisasi.

"Kami harapkan kuartal kedua tahun 2023 konstruksi sudah selesai," tuturnya.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan progres pembangunan saat ini sudah cukup bagus dan melebihi dari yang telah ditargetkan, yakni mencapai 34,9 persen.

Dia mengharapkan progres pembangunan Smelter Freeport bisa mencapai 50 persen pada akhir 2022. Saat itu, biaya yang dikeluarkan sekitar US$1,5 miliar.

"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11 ribu dari total 16 ribu pailing atau 65 persen, dengan konkrit pouring mencapai 20 ribu meter kubik, dari rencana total sekitar 220 ribu meter kubik," kata Tony.

Dia mengatakan aktivitas pembangunan hingga kini terus dilakukan secara intensif dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang fokus pemadatan lahan, serta dibantu Adhi Karya, serta beberapa kontraktor lokal lainnya.

Dia menargetkan konstruksi fisik pembangunan Smelter Freeport rampung secara total pada akhir tahun 2023, dan hal itu bukan hanya Smelter Manyar namun ekspansi PT Smelting yang akan ditambah sebesar 300 ribu ton.

"Untuk mulai produksi, kami rencanakan pada Mei 2024," tuturnya.

Tony mengakui dalam menjalankan progres pembangunan Smelter Freeport di Gresik, ia mendapati tantangan utama di lapangan yakni situasi Covid-19 yang membuat pekerjaan terhenti karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kami yakin proyek ini akan mampu selesai sesuai target, meski jadwalnya cukup ketat, sesuai dengan yang disepakati Kementerian ESDM," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper