Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China vs Taiwan Memanas, Joe Biden Siap Bicara dengan Xi Jinping

Presides AS Joe Biden siap bicara dengan Presiden China Xi Jinping setelah kondisi China vs Taiwan memanas.
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada 2011./Antara/HO-China Daily
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada 2011./Antara/HO-China Daily

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dikabarkan akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis (28/7/2022), di tengah ketegangan antara China dan Taiwan.

Dikutip dari Bloomberg pada Rabu (27/7/2022), percakapan pertama antara Biden dan Jinping sejak Maret 2022 akan berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi hubungan AS-China seiring rencana Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan pejabat keamanan untuk mengunjungi Taiwan pada awal Agustus.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pada Senin (25/7/2022) bahwa Beijing sangat siap untuk kemungkinan Pelosi dapat mengunjungi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.

Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns mengatakan pada Juni 2022 bahwa hubungan dengan China mungkin telah memburuk ke "momen terendah" sejak hubungan diplomatik dilanjutkan pada 1972.

Biden, yang pulih dari Covid-19 di Gedung Putih, juga sedang mempertimbangkan apakah akan menaikkan beberapa tarif pada impor Cina dalam upaya untuk membendung inflasi yang meroket di negara tersebut.

"Tidak ada keputusan akhir yang dibuat tentang berhenti di Taiwan selama perjalanan Pelosi ke Asia bulan depan," menurut seseorang sumber yang mengetahui detailnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (27/7/2022).

Pelosi akan menjadi pembicara pertama sejak Newt Gingrich mengunjungi pulau itu.

Menanggapi kunjungan Pelosi, Beijing segera berjanji untuk mengambil langkah-langkah "tegas dan kuat" sebagai tanggapan dan memperingatkan "dampak besar" pada hubungan bilateral jika rombongan AS melanjutkan perjalanan itu. China juga secara pribadi memperingatkan pemerintahan Biden tentang kemungkinan tanggapan militer, dilansir dari Financial Times.

"Semua konsekuensi berikutnya akan ditanggung oleh pihak AS," kata Zhao.

Namun, anggota parlemen di kedua belah pihak mendorong Pelosi untuk melakukan perjalanan tersebut, Menurut mereka jika Pelosi tidak melakukannya setelah protes China akan sama saja dengan menyerah pada Beijing.

“Jika kita dapat mengizinkan China untuk mendikte siapa yang dapat mengunjungi Taiwan dan siapa yang tidak, maka kita telah menyerahkan Taiwan kepada China,” kata Ketua Hubungan Luar Negeri Senat Bob Menendez, seorang Demokrat New Jersey.

Bob Menendez sendiri melakukan perjalanannya sendiri ke Taiwan pada April 2022.

Biden mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa militer AS tidak menganggap perjalanan Pelosi adalah ide yang bagus lantaran memicu kekhawatiran di Taiwan. Tidak jelas apakah Pelosi, atas permintaan pejabat intelijen dan pertahanan, akan memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan tersebut.

Biden memprovokasi China pada Mei 2022 dengan sumpah untuk membela Taiwan secara militer. Biden mengatakan bahwa kebijakan AS di Taiwan "tidak berubah sama sekali" selama konferensi pers di Tokyo, Jepang.

Dia lantas menjawab "ya" ketika ditanya apakah AS akan bertindak "militer" untuk mempertahankan pulau itu jika terjadi serangan China.

Pejabat Gedung Putih kemudian menarik kembali pernyataan Biden dengan mengatakan bahwa presiden hanya menjanjikan bantuan AS untuk Taiwan mempertahankan diri jika terjadi permusuhan.

Para pejabat AS telah menekankan bahwa panggilan Xi Jinping akan menjadi kelanjutan dari upaya pemerintahan Biden untuk mempertahankan jalur komunikasi terbuka demi memastikan hubungan itu tidak mengarah ke konflik yang tidak diinginkan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan Selasa bahwa sesi itu akan mencakup agenda yang kuat, meskipun tarif tidak mungkin menjadi salah satu masalah. Keduanya akan berbicara tentang ketegangan atas Taiwan dan cara-cara untuk mengelola persaingan antara dua ekonomi terbesar.

“Saya tidak akan berpikir itu akan menjadi topik diskusi utama dengan Presiden Xi kecuali atau sampai dia membuat keputusan,” kata Kirby.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper