Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan tahap pertama Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) akan segera dimulai.
PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) menerima pendanaan dari PT Bank BNI (Persero) dan PT Indonesia Infrastructure Finance.
PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) merupakan konsorsium dari perusahaan milik Rachmad Gobel yakni PT Gotrans Ligistic Internasional bersama dengan tiga perusahaan lainnya yakni PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah serta PT Hutama Karya (Persero). Nilai investasi pembangunan pelabuhan ini mencapai Rp1,4 triliun.
Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel berharap pembangunan pelabuhan yang memiliki potensi penyediaan logistik dan pangan ini dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi bagi Provinsi Gorontalo yang termasuk daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Terluar).
"Pelabuhan Anggrek dibangun dengan konsep smart port," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (25/7/2022).
Sementara itu, Direktur Utama AGIT Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan proyek ini merupakan tantangan tersendiri bagi pihaknya.
Dengan skema KPBU, pengembalian dana investasi yang dikeluarkan tidak hanya tergantung pada efisiensi pengelolaan pelabuhan, tapi juga akan sangat ditentukan bagaimana meningkatkan perekonomian dan arus barang dari dan ke Gorontalo.
“Tantangan kami tidak sebatas mengelola pelabuhan saja, tapi bagaimana membuat pengembangan pelabuhan ini menjadi lokomotif, untuk memperkuat ekosistem perekonomian Gorontalo menjadi destinasi investasi yang menarik. Menjadi bagian ekosistem dan sinergi pembangunan Gorontalo, adalah salah satu visi dan misi AGIT,” katanya.
Pengelolaan Pelabuhan Anggrek dilaksanakan oleh PT AGIT selama kurun waktu 30 tahun, sesuai dengan Perjanjian KPBU Pelabuhan Anggrek antara Kementerian Perhubungan dengan PT. AGIT yang telah ditandatangani pada 2021.
Pada tahap pertama, pembangunan yang akan dilakukan antara lain yakni perluasan dermaga, lapangan peti kemas (kontainer), kargo dan fasilitas pendukung lainnya.