Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi inti Jepang naik lebih jauh di atas target Bank of Japan (BOJ) pada Juni 2022. Namun, bank sentral tetap berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga di level yang sangat rendah.
Melansir dari Bloomberg pada Jumat (22/7/2022), indeks harga konsumen (IHK/CPI) nasional, yang tidak termasuk makanan segar naik 2,2 persen pada Juni secara tahunan (yoy).
Inflasi ini didorong oleh naiknya biaya energi, yang diperkuat oleh pelemahan yen dan harga makanan olahan yang lebih tinggi sebagai kontributor utama.
Hasilnya sesuai dengan perkiraan para ekonom dan akan lebih kuat tanpa dampak dari langkah-langkah pemerintah yang ditingkatkan untuk membatasi kenaikan harga bahan bakar.
Terlepas dari kenaikan harga yang berkelanjutan, BOJ diperkirakan tidak beranjak dari posisinya yang berseberangan dengan bank sentral global dalam waktu dekat.
Bahkan ketika The Federal Reserve atau The Fed melakukan kenaikan suku bunga lagi untuk mengatasi inflasi dan Bank Sentral Eropa bergabung dengan gelombang pengetatan kebijakan global dan kenaikan suku bunga pertama dalam lebih dari satu dekade, BOJ tetap tidak yakin bahwa inflasi tinggi akan bertahan.
Baca Juga
Namun, kenaikan berkelanjutan di atas target harga menimbulkan tantangan komunikasi bagi BOJ. Pelonggaran terus-menerus bank sentral telah mendapat kecaman karena membantu yen meluncur ke level terendah 24 tahun terhadap dolar sehingga memperkuat melonjaknya biaya impor makanan dan energi untuk rumah tangga.
“Apa yang terjadi di Jepang masih merupakan inflasi dorongan biaya, bukan inflasi berkelanjutan yang dicari BoJ didukung oleh kenaikan upah,” kata Taro Saito, kepala penelitian ekonomi di NLI Research Institute, dikutp Bloomberg Jumat (22/7/2022).
Menurutnya, harga layanan masih belum banyak naik sehingga data hari ini tidak akan membuat BoJ memikirkan kembali pandangannya.
Rincian data inflasi Juni menawarkan beberapa dukungan untuk argumen BoJ bahwa inflasi saat ini sebagian besar didasarkan pada tekanan dorongan biaya. Biaya energi tetap menjadi pendorong utama kenaikan — naik 16,5 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, makanan olahan berkontribusi sekitar 75 basis poin terhadap inflasi secara keseluruhan yang mendorong angka tersebut pada Juni. IHK inti yang tidak termasuk makanan segar dan energi naik 1 persen, kenaikan terbesar sejak Februari 2016.
Bank sentral merilis proyeksi inflasi terbaru Kamis (21/7/2022) setelah keputusannya untuk mempertahankan suku bunga di level terendah. BOJ kini memperkirakan inflasi inti rata-rata mencapai 2,3 persen untuk tahun fiskal 2022 yang berakhir di bulan Maret 2023.
Ini merupakan pertama kalinya BOJ memperkirakan inflasi tahunan di atas 2 persen di luar tahun kenaikan pajak sejak memperkenalkan target pada 2013.