Bisnis.com, JAKARTA- AirAsia Indonesia menyelesaikan proses rekruitmen untuk anggota kabin selama beberapa pekan terakhir seiring dengan tingginya permintaan penerbangan saat ini. Hal ini dilakukan guna mengejar jadwal penerbangan dan permintaan konsumen yang melesat tajam selama masa pemulihan pasca pandemi.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga menjelaskan Indonesia merupakan pasar yang menarik karena dalam periode singkat, tingkat permintaan bisa melonjak tinggi. Hal ini menimbulkan tekanan terhadap kapasitas penerbangan atau capacity constraint.
Sesuai dengan hukum pasar yang berlaku, tingkat permintaan yang tinggi dengan ketersediaan jumlah pesawat yang rendah membuat harga tiket pesawat menjadi mahal. Seiring dengan tingginya permintaan, Veranita juga menjelaskan upaya dalam mempersiapkan para kru kabin untuk terbang kembali.
Maskapai dengan kode penerbangan QZ tersebut membutuhkan jumlah kru pesawat yang lebih banyak saat ini. Alasannya, karena banyak anggota kru yang sudah mengundurkan diri karena persoalan bisnis dan kepentingan pribadi lainnya selama masa pandemi.
"Kami akan menambah jumlah pesawat sehingga frekuensi dan utilisasi meningkat dan membutuhkan banyak kru. Kami menerima lebih dari 5.000 pendaftar seleksi satu kabin kru. Itu yang terbesar selama sejarah AirAsia Indonesia," jelasnya, Rabu (20/7/2022).
Padahal, selama ini AirAsia juga tidak membuka pendaftaran secara rutin. Pembukaan seeleksi terakhir dilakukan pada 2019 lalu.
Baca Juga
"Kalau untuk pilot, kami masih punya cadangan pilot training. Belum sepenuhnya bekerja sekarang tapi kami sudah tahu jumlah pesawat berapa sehingga sudah mulai training dan mengaktifkan lisensi untuk terbang," jelasnya.
Maskapai swasta tersebut bersiap untuk menambah jumlah operasi pesawatnya menjadi sebanyak 30 unit hingga akhir tahun ini atau bertambah dua unit dibandingkan dengan kondisi level pra Covid-19 pada 2019.
Veranita memaparkan telah memulai pemulihan dengan membuka sejumlah rute domestik dan internasional. Bahkan ada rute-rute domestik yang benar-benar baru dibuka pada tahun ini, yakni Bali – Medan dan Balikpapan – Bali.
Sementara untuk rute internasional, Vera berharap AirAsia akan terbang dengan frekuensi yang lebih banyak.
Dia memaparkan secara mayoritas sudah kembali menerbangi rute internasionalnya kendati frekuensinya masih di bawah pada 2019. Nantinya rute tersebut akan ditambah, seperti ke Kinabalu, Johor Baru, dan lainnya. Guna mengakomodir rencana tersebut, Vera memastikan untuk mengoperasikan jumlah pesawat yang lebih banyak.
"Tahun 2019 kami terbangkan 28 pesawat, tahun ini kami akan terbangkan 30 pesawat. Jadi akan lebih besar dibandingkan level pra Covid-19. Itu baru tahun ini. Nanti pada 2023 kami akan lebih banyak pesawat lagi,” jelasnya.