Riva menceritakan bahwa sejak kuartal I/2022 harga minyak mentah dunia sudah mencapai sekitar US$60 per barel sebelum naik ke level US$100 sampai dengan saat ini. Dikutip dari Bloomberg, Senin (18/7/2022), harga minyak Brent dihargai US$102,31 sedangkan minyak WTI dihargai US$98,56.
Sejumlah maskapai dalam negeri pun menyatakan bahwa terpaksa menaikkan harga tiket pesawat, setelah harga avtur melonjak. Hal itu juga diakomodasi oleh pemerintah khususnya untuk pesawat penumpang dengan kebijakan tuslah atau fuel surcharge.
CM Commercial Support Lion Air Group Saleh Alatas menjelaskan bahwa penyesuaian harga tiket menyusul kenaikan harga avtur tidak terelakkan. Hal itu disebabkan karena komponen biaya avtur yang memakan porsi terbesar dalam keseluruhan biaya operasional.
"Kita tentu melakukan strategi atau manuver bertahan hidup. Karena, memang komposisi bahan bakar ini sangat [besar] pada biaya operasional pesawat," terangnya pada kesempatan yang sama.
Maskapai Susi Air juga mengalami hal yang sama. Untuk itu, pendiri Susi Air Susi Pudjiastuti meminta agar pemerintah juga bisa memberikan insentif bagi industri penerbangan setidaknya dalam paruh kedua 2022 ini.
Khususnya bagi Susi Air yang melayani penerbangan perintis, Mantan Menteri KKP itu menyebut banyak pihak yang bergantung pada maskapainya untuk bertransportasi ke daerah-daerah pedalaman.
Baca Juga
"Kemarin kita sudah tidak kuat keuangannya, ya saya terpaksa tiket perintis yang Rp250.000 saya tambah surcharge Rp100.000. Apa yang kita dapat? Seluruh KPA memberikan ancaman shutdown [tutup], ya saya bilang shutdown saja," terang Susi.