Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga menjelaskan strategi kalkulasi harga atau pricing guna menyeimbangkan supply and demand bahan bakar minyak (BBM) avtur untuk maskapai penerbangan.
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bahwa strategi pricing diperlukan di tengah naiknya harga avtur yang juga menimbulkan dinamika pada industri penerbangan.
"Untuk menjaga kelangsungan bisnis Pertamina sendiri kita harus mendapatkan support dari maskapai. Akhirnya kita coba membuat strategi pricing di level yang masih mungkin kita support," terangnya pada webinar, Minggu (17/7/2022).
Strategi pricing yang disiapkan, lanjut Riva, terbagi menjadi jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term). Pada jangka pendek, strategi kalkulasi harga BBM pesawat akan ditentukan dengan situasi musiman.
Artinya, penentuan harga yang ditetapkan Pertamina kepada para konsumennya dari maskapai penerbangan akan tergantung terhadap frekuensi penerbangan pada musim tertentu.
"Seperti apa musim penerbangannya. Apakah sedang tinggi [high season] atau sedang renda," tutur Riva.
Baca Juga
Kemudian, pada jangka panjang, penentuan harga berdasarkan kontinuitas kerja sama dan pembelian antara Pertamina dan pihak maskapai konsumen.
"Melihat situasi yang saat ini terjadi, transportasi udara secara demand semakin meningkat, Pertamina dan juga Patra Niaga berupa menetapkan strategi biaya yang paling optimum untuk bisa memberikan support pada industri penerbangan," jelasnya.
Saat ini, Pertamina hadir pada 69 bandara di seluruh Indonesia. Riva menjelaskan bahwa kenaikan bahan bakar avtur tidak terlepas dari gejolak minyak dunia yang dipicu oleh situasi geopolitik.