Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Ingin Garap Kereta Api di IKN, MTI: Jangan Ulangi Proyek Kalimantan

MTI menilai tawaran Rusia yang ingin garap proyek kereta api di IKN, jangan sampai mengulangi proyek Russian Railways di Kalimantan Timur yang terhenti.
Suasana pembangunan rel dan infrastruktur kereta api Sulawesi Selatan dalam proses pembangunan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Suasana pembangunan rel dan infrastruktur kereta api Sulawesi Selatan dalam proses pembangunan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin terkait dengan pembangunan transportasi kereta di Nusantara oleh Russian Railways, dinilai perlu lebih dicermati. Sebelumnya, perusahaan milik Rusia itu pernah membangun transportasi kereta di Kalimantan Timur, tetapi terhenti saat tahapan uji kelayakan lahan.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai bahwa pemerintah perlu belajar dari pengalaman yakni pembangunan kereta api di Kalimantan Timur, oleh anak perusahaan Russian Railways yakni PT Kereta Api Borneo (KAB).

"Jangan terulang seperti kemarin sudah dibangun tapi ditinggalkan," kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno, Kamis (14/7/2022).

Jika tawaran itu terealisasi, Djoko menyebut Russian Railways bisa jadi ikut mengembangkan sejumlah proyek kereta api di Nusantara. Misalnya, kereta perkotaan, atau antarkota maupun kereta bandara.

Sebelumnya, proyek kereta di Kalimantan diresmikan pada saat periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. Namun, proyek terhenti karena lokasi ibu kota negara baru yang beririsan dengan lokasi pembangunan rel kereta sebagai salah satu alasan dari investor Rusia.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, badan usaha milik Negeri Beruang Merah itu menginvestasikan sekitar US$18 juta dalam pembangunan proyek kereta di Kalimantan.

Setelah beberapa tahun, nama Russian Railways kembali muncul setelah Presiden Putin menawarkan partisipasi perusahaan itu di ibu kota negara baru Indonesia, yang dinamakan Nusantara berdasarkan Undang-Undang No.3/2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN). Tawaran itu diungkap oleh Putin saat kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina, dalam harapan mendamaikan kedua negara yang tengah berperang sejak Februari 2022 itu.

"Ibu Kota Rusia, Moskow, yang telah berkembang dengan laju yang baik dan peningkatan yang berkualitas,bisa ikut berpartisipasi dalam proyek ambisius ini [pemindahan IKN]," terang Putin saat memberikan keterangan pers bersama Jokowi di Kremlin, Rusia, akhir Juni 2022 lalu.

Kementerian Perhubungan memastikan bahwa saat ini belum ada pembicaraan lanjut dengan pihak Rusia terkait dengan partisipasi Russian Railways di Nusantara.

"Kami masih nunggu ini dari Rusia sendiri. Dulu kan sudah ada [Russian Railways di Kalimantan Timur]. Biasanya dari kedutaannya akan nanya," terang Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri di Gedung DPR, Kamis (6/7/2022).

Saat ditanya soal adanya investor atau negara lain yang melirik proyek transportasi potensial di IKN Nusantara, Zulfikri masih hemat bicara. Dia mengatakan saat ini pemerintah masih mengkaji pengembangan jalur kereta di IKN baik di dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan maupun akses dari/ke Balikpapan.

Juru Bicara Tim Komunikasi Rencana Pemindahan IKN Sidik Pramono mengaku siap untuk melakukan pembicaraan lebih detail soal rencana masuknya Rusia ke proyek pengembangan transportasi kereta di Nusantara. Namun, dia menegaskan tawaran orang nomor 1 di Rusia itu belum dibahas lebih jauh lagi.

Di sisi lain, Sidik mengeklaimbahwa sudah terdapat beberapa investor yang melirik proyek pengembangan transportasi di IKN. Namun, dia tidak memerinci siapa saja pihak yang dimaksud investor tersebut.

"Kalau untuk transportasi [di IKN] secara umum itu sudah ada beberapa [calon investor]," jelasnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, pembangunan jalur KA sebagai pendukung IKN akan meliputi sarana dan prasarana KA bandara, KA antarkota, dan KA perkotaan. Sumber pembiayaan akan berasal dari APBN atau Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper