Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana membangun moda transportasi kereta gantung di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur dengan estimasi biaya konstruksi hingga US$35 juta atau setara dengan Rp524,9 miliar per Km.
Pada dokumen yang diterima oleh Bisnis.com terkait dengan rencana penyelenggaraan kereta api (KA) di IKN, saat ini penyusunan rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Kereta Gantung di IKN berada di tahap finalisasi.
"Lama pembangunan kereta gantung jenis Gondola diperkirakan selama 1,5 tahun dengan estimasi biaya US$10 juta-35 juta per km untuk konstruksi dengan belum memperhitungkan biaya pembebasan lahan," demikian dikutip dari dokumen yang ditujukan ke Dirjen Perkeretaapian Kemenhub itu, Rabu (13/7/2022).
Saat dikonfirmasi ke pihak Kemenhub, rencana pembangunan kereta gantung disebut masih dalam tahap awal yakni penjajakan.
"Belum sampai tahap [rancangan Permenhub], masih dalam tahap penjajakan. Sifat dari kereta gantung ini sebagai pelengkap moda lain yang ramah lingkungan," tutur Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, Rabu (13/7/2022).
Adapun, kisaran biaya yang disebut dalam dokumen Kemenhub itu merupakan hasil pembahasan terhadap produk Kereta Gantung dari Perusahaan Doppelmayr Austria. Perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur kereta gantung.
Terdapat dua jenis kereta gantung yang diproduksi oleh Dopplemayr berdasarkan alat angkutnya. Jenis pertama yakni dibangun dengan beberapa stasiun transit selain stasiun asal dan tujuan (Gondola), dan jenis lainnya yakni hanya menggunakan dua stasiun (Aerial Tramway).
Baca Juga
Sementara itu pada Kereta Gantung Dopplemayr, kontribusi pembangunan kereta gantung didapat dari pekerjaan sipil atau civil works dengan nilai kontribusi 30 persen, terhadap kandungan dalam negeri (local content).
Kemudian, terdapat alternatif pilihan jenis kereta gantung yang akan dipakai yakni seperti Kereta Gantung di Prancis, Telepherique des Capucins.
Berdasarkan dokumen tersebut, alasan pemilihan kereta gantung seperti model di Prancis itu yakni kapasitas yang mencapai 2.000 penumpang per jam per arah; kecepatan bisa memenuhi durasi 12 menit dengan panjang 4,1 km; memiliki sistem aerial yakni berkapasitas besar dengan kebutuhan stasiun yang sedikit; serta investasi US$21 juta per kilometer.
Untuk diketahui, persyaratan teknis untuk kereta gantung di IKN yakni berkapasitas penumpang 2.000 penumpang per jam per arah; kecepatan 20 km per jam dan durasi 12 menit; serta penjang jalur 4,1 km.
Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR, Senin (6/7/2022), Dirjen Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan bahwa pembangunan sarana dan prasarana KA di Kalimantan meliputi KA pendukung IKN. Proyek dengan status major project RPJMN itu akan menggunakan teknologi sarana KA Kecepatan Normal dan KA Gantung.
Pembiayaannya akan bersumber dari APBN dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Sementara itu, progres proyek masih berada di tahap kajian kelayakan.