Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencar Kendaraan Listrik, Instran: Fasilitas Pendukung Belum Siap

Instran menilai fasilitas pendukung belum siap kendati pemerintah gencar kampanye kendaraan listrik.
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dan badan usaha tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik guna menekan emisi karbon. Terdapat sejumlah prasyarat agar transisi menuju kendaraan beremisi rendah bisa menarik perhatian masyarakat.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan penyediaan infrastruktur kendaraan listrik hingga regulasi limbah baterai harus siap terlebih dahulu. Dia menilai prasyarat tersebut belum siap.

"Apakah infrastruktur mobil listrik sudah siap [SPKLU, bengkel dan lain-lain]? Regulasi limbah baterai [kendaraan listrik] sudah siap? Saya pikir belum siap semua, jadi masyarakat masih kurang tertarik," terangnya, Rabu (13/7/2022).

Deddy menyebut apabila fasilitas-fasilitas seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun bengkel kendaraan listrik belum terealisasi, maka masyarakat akan sulit untuk berpindah menggunakan kendaraan listrik.

Di sisi lain, harga kendaraan listrik khususnya mobil saat ini masih mahal dan baru hanya bisa dibeli segelintir orang. Untuk itu, Deddy menilai mobil listrik menjadi tidak menarik kecuali pemerintah memberikan "penawaran" yang menarik.

"Mobil listrik tidak menarik, kecuali pemerintah ada insentif pasti menjadi menarik," tuturnya.

Adapun, pemerintah dan badan usaha saat ini cukup gencar dalam menyediakan layanan kendaraan listrik baik untuk angkutan massal maupun on-demand. Misalnya saja, Perum DAMRI mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengelola armada bus listrik untuk perkotaan melalui program Buy The Service (BTS).

BUMN transportasi itu bahkan mendapatkan kucuran dana dari keuangan negara melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp867 miliar.

Layanan transportasi ride hailing dan on-demand juga tengah gencar mengembangkan kendaraan listrik. Misalnya, Grab Indonesia yang sudah mengoperasikan 8.500 unit kendaraan listrik di delapan provinsi. Tidak hanya itu, Gojek melalui layanan GoRide Electric mencatat kenaikan pemesanan layanan kendaraan listrik hingga dua kali lipat pada Juni 2022, sejak pertama kali diuji coba pada Februari 2022.

Sementara itu, perusahaan taksi PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menargetkan penambahan kendaraan listrik sebanyak 110 sampai dengan 125 unit pada tahun ini. Sekarang, emiten taksi itu memiliki sekitar 60 kendaraan listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper