Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Syahrul Ungkap Penyebab Harga Cabai Meroket

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim pemerintah telah melakukan intervensi optimal untuk stabilitas harga pangan, khususnya harga cabai dan bawang.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim pemerintah telah melakukan intervensi optimal untuk stabilitas harga pangan, khususnya harga cabai dan bawang.

Mentan Syahrul mengatakan harga cabai dan bawang masih mengalami kenaikan karena suplai dari daerah produksi berkurang.

"Oleh karena itu, logistik dan sistem supply dan demand harus dikendalikan. Kami akan intervensi dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah, dan yang terpenting adalah Kementerian Perdagangan agar betul-betul mengatur sistem logistiknya," kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, saat melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Pabaeng-baeng, Kota Makassar, Senin (11/7/2022).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Selasa (12/7/2022), harga beberapa jenis cabai kian melonjak.

Rata-rata pasar tradisional di Indonesia menjual cabai rawit merah dengan harga Rp102.000 per kg, naik 7,03 persen dibanding kemarin. Kemudian, cabai merah besar Rp84.850 per kg, naik 7,13 persen dibanding kemarin.

Selain itu, harga cabai merah keriting juga naik 7,13 persen jadi Rp89.450 per kg, dan cabai rawit hijau Rp77.400 per kg atau naik 3,75 persen.

Dia melanjutkan, pengaturan sistem logistik pangan ini sangat penting. Pasalnya, kendati kondisi produksi melimpah, logistik yang tidak lancar dapat menyebabkan harga naik.

"Saya di sini mengecek dinamika produksi dan harga pangan yang berkaitan dengan inflasi, khususnya komoditas cabai dan bawang yang alami dinamika relatif serius saat menjelang Iduladha kemarin, tapi kondisinya aman. Karena itu, perlu kita pantau terus kestabilanya hingga pasca-Iduladha dengan memperbaiki sistem logistiknya," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, ketersediaan stok pangan di pasar dan kelancaran distribusinya ini domainnya pemerintah daerah. Namun, untuk mengaturnya Kementan bersama Kementerian Perdagangan perlu berkoordinasi agar distribusi dari daerah produksi ke daerah suplai benar-benar terintervensi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS pusat, hasil panen cabai secara nasional di seluruh provinsi saat ini memang tengah mengalami penurunan sekitar 7- 10 persen dari tingkat rata-rata produksi bulanan.

Hasil identifikasi Tim Kementan RI, penurunan panen cabai banyak dipengaruhi oleh petani yang banyak berubah dari bertanam cabai ke pertanian padi lantaran pada periode bulan Mei-Juni curah hujan di banyak wilayah masih cukup tinggi. Selain itu, penurunan panen cabai juga disebabkan banyaknya penyakit yang menyerang tanaman cabai.

“Iklimnya tidak bisa kita duga. Kami juga menempuh upaya pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman cabai di ribuan hektare lahan sejak bulan Mei lalu. Kami juga akan membagikan bantuan benih kepada para petani pada musim tanam berikutnya. Khususnya petani yang terdampak agar saat musim tanam tiba semuanya telah siap,” jelasnya.

Menurut Syahrul, berdasarkan angka total produksi cabai besar nasional pada bulan Juli sebesar 99.949 ton dan cabai rawit sebesar 209.673 ton.

Kebutuhan cabai besar bulan Juli diperkirakan 97.731 ton sehingga neraca cabai besar masih surplus 2.218 ton, sedangkan kebutuhan cabai rawit diperkirakan 87.308 ton sehingga neraca cabai rawit juga surplus sebesar 22.365 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper