Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan penerimaan negara dari industri hulu Migas sudah mencapai US$9,7 miliar atau setara dengan Rp145,15 triliun, kurs Rp14.964, pada semester I/2022.
Laporan itu disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada pembukaan kegiatan CEO Forum ke-4 pada 2022 yang diselenggarakan di Wisma Mulia Jakarta, Senin (11/7/2022).
“Meskipun produksi dan lifting masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I tahun 2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai US$9,7 miliar,” kata Dwi dikutip dari siaran pers, Senin (11/7/2022).
Selain itu, SKK Migas turut melaporkan capaian reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77 persen, serta cost recovery yang berhasil dijaga pada level rendah sebesar US$3,2 Miliar atau setara dengan Rp47,88 triliun.
Di sisi lain, Dwi berharap momentum harga minyak dan gas yang masih bertengger tinggi hingga pertengahan tahun ini dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan kinerja lifting mereka.
Seperti diketahui, harga minyak dunia cukup lama berada di posisi US$100 per barel dan harga rata-rata hingga 2023 diperkirakan masih di atas US$80 per barel. Tren itu juga diikuti dengan harga gas global yang mengalami peningkatan yang signifikan hingga di atas US$25 per MMBTU. Adapun, harga spot LNG saat ini berada di kisaran US$43 per MMBTU atau setara US$240 per barel setara minyak.
“Tingginya harga minyak dan gas dunia adalah kesempatan emas untuk KKKS dapat meningkatkan produksi dan lifting migas nasional yang saat ini masih jauh dari target APBN 2022 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu adanya program recovery plan,” ujarnya.
Pada sambutan pengarahan sekaligus membuka acara Forum CEO kedua di tahun 2022, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan tantangan industri hulu Migas yang relatif besar akibat pandemi Covid-19 dan era transisi energi ke depan.
Arifin mengapresiasi kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara dan harapannya agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan.
“Jika di 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai US$13,7 miliar atau 188 persen dari target US$7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu Migas sudah mencapai US$9,7 miliar atau 97 persen dari target APBN 2022 yang sebesar US$7,8 miliar”, kata Arifin.
Lebih lanjut, Arifin meminta agar KKKS dapat meningkatkan produksi dan lifting Migas mereka di tengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price (ICP) di bulan Juni yang mencapai US$117 per barel.
“Forum ini menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai sebagai pijakan turn over menuju 2030. Mari kita tekadkan, bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan," ungkapnya.