Bisnis.com, LABUAN BAJO - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan dua isu besar selama agenda FMM (Foreign Ministers' Meeting) G20 yang digelar di Bali pada 7-8 Juli 2022.
Pertama, mengenai multilateralisme. Dia menuturkan, para peserta sangat antusias untuk memperkuat multilateralisme lantaran multilateralisme telah membuktikan kekuatannya dengan mendorong kolaborasi dan membuat negara-negara di dunia tetap bertahan selama pandemi Covid-19.
Kendati demikian, multilateralisme memerlukan kepercayaan. Oleh karena itu, kata dia, tidak ada pilihan selain memperkuat kepercayaan strategis dan saling menghormati di antara negara dan menjunjung tinggi nilai-nilai multilateralisme.
Kedua, mengenai ketahanan pangan dan energi. Retno mengungkapkan, banyak peserta menyatakan keprihatinan atas krisis pangan dan energi yang sedang berlangsung.
"Jika dibiarkan, [krisis pangan dan energi] dapat berubah menjadi bencana kemanusiaan. Dan sekali lagi negara-negara berkembang akan paling terpengaruh," katanya dalam rekaman video 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Minggu (10/7/2022).
Retno mengaku cukup senang melihat komitmen yang kuat diantara peserta untuk berkolaborasi dalam memperkuat pangan dan energi global. Hampir semua peserta sepakat mengenai pentingnya mengatasi gangguan dalam rantai pasokan pangan dan energi global.
Baca Juga
Selain itu, banyak solusi menarik yang diajukan. Beberapa diantaranya menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam rantai pasokan makanan dan energi, mempertahankan pasokan makanan dan energi yang dapat diprediksi serta memastikan produksi makanan dan energi yang berkelanjutan.