Bisnis.com, JAKARTA — Subholding Upstream Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan produksi minyak dan gas (Migas) mencapai 966 million barrel of equivalent per day (MBOEPD) hingga Mei 2022.
Adapun kontribusi nasional sampai dengan Mei 2022 atas lifting minyak sebesar 67 persen sedangkan lifting gas mencapai 33 persen.
“Hal ini didukung oleh alih kelola Blok Rokan dan onstream optimasi pengembangan lapangan-lapangan (OPLL) Mahakam 2A,” kata Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita saat dihubungi, Selasa (5/7/2022).
Sepanjang 2022, Pertamina berencana untuk melakukan pengembangan pengeboran pada 813 sumur dan 29 sumur eksplorasi, penambahan rencana kerja workover, perawatan sumur dan reaktivasi sumur.
“Jumlah ini lebih dari 2 kali lipat jumlah realisasi 2021, yaitu 350 sumur pengembangan dan 12 sumur eksplorasi,” kata dia.
Selain itu, Subholding Upstream Pertamina bakal memastikan berjalannya program optimasi pengembangan OPLL 2B-C, Sumatera Light Oil (SLO) Stage 1 di Rokan, onstream Jambaran Tiung Biru, program optimasi di lapangan Akasia Bagus dan Gantar dan program Phase 2 di lapangan Zulu.
Baca Juga
“Serta peningkatan integritas fasilitas produksi; mendorong capaian dan pengurasan tahap lanjut di PEP, PHE, PHI dan PHR,” kata dia.
Pemerintah bersama dengan lembaga legislatif sepakat untuk menurunkan target lifting minyak bumi pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023 ke angka 660 hingga 680 ribu barel per hari. Manuver itu diambil setelah realisasi lifting hingga paruh pertama tahun ini jauh dari target yang ditetapkan pada APBN 2022 sebesar 703 ribu barel per hari.
Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan kesepakatan itu berasal dari upaya penyesuaian asumsi makro pada sektor hulu Migas terkait dengan kinerja lifting minyak bumi yang jauh dari target tahun ini. Kendati demikian, target lifting gas bumi tetap diharapkan tinggi tahun depan dengan target di angka 1.050 hingga 1.150 ribu barel setara minyak per hari.
“Lifting di APBN kita yang lalu kita tetapkan 703 ribu barel per hari tetapi tidak sampai tampaknya, outlooknya saja hanya 630 ribu barel per hari,” kata Sugeng dalam Energy Corner, Senin (4/7/2022).
Berdasarkan data milik Kementerian Keuangan per Juli 2022, realisasi lifting minyak bumi baru di angka 605 ribu barel per hari pada paruh pertama tahun ini. Torehan itu terpaut jauh dari target yang ditetapkan di angka 703 ribu barel per hari pada APBN 2022.
Sementara itu, realisasi lifting gas berada di angka 962 ribu barel setara minyak per hari atau masih berada di bawah target yang ditetapkan pada APBN 2022 sebesar 1.036 ribu barel setara minyak per hari.
Kemenkeu melaporkan realisasi lifting Migas bakal cenderung mendekati batas bawah target akibat terjadinya unplanned shutdown pada beberapa lapangan migas.