Bisnis.com, BALIKPAPAN –- Ketidakstabilan geopolitik dunia yang dipicu oleh perang Rusia vs Ukraina ternyata berpengaruh pada kinerja ekspor batu bara dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Mei 2022.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim Christianus Benny menyatakan harga batu bara Rusia yang lebih rendah menjadi salah satu faktor turunnya ekspor barang hasil tambang sebesar 9,21 persen dan Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar 4,91 persen di Kaltim pada Mei 2022.
"[permintaan] Negara tujuan ekspor Indonesia, yakni India dan China cenderung turun karena pilihan impor batu bara dari Rusia,” ujarnya, Senin (4/7/2022).
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Dayang Donna Walfiaries Tania alias Donna Faroek mengatakan dampak ketidakstabilan geopolitik dunia yang dipicu oleh perang Rusia vs Ukraina menyebabkan kinerja industri di India dan China turut mengalami perlambatan.
Kendati demikian, Donna menyebutkan rentetan peristiwa tersebut bisa memberikan dampak positif, baik dari sisi harga maupun permintaan batu bara dari negara-negara yang mengenakan sanksi kepada Rusia.
Anak mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ini menuturkan bahwa potensi pertambangan di Benua Etam akan semakin meningkat di paruh kedua tahun ini.
“Kami [Kaltim] akan sangat berpotensi menyediakan kebutuhan jutaan ton untuk ekspor ke negara-negara Eropa,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Kalimantan Timur dengan peranan sebesar 75,98 persen untuk periode Januari–Mei 2022.
Menurut Bank Indonesia, Kaltim tercatat memberikan pangsa 47,35 persen terhadap produksi batu bara nasional atau mencapai 288 juta ton pada tahun 2021. Sementara itu, ekspor batu bara Kaltim memiliki sumbangsih 74,37 persen terhadap ekspor batu bara nasional atau mencapai 236 juta ton.