Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gas Eropa Naik Lagi, Terdampak Rencana Pemogokan di Norwegia

Harga gas alam berjangka naik hingga 2,7 persen hari ini di tengah meningkatnya kekhawatiran ketatnya pasokan menyusul rencana pemogokan di Norwegia.
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga gas alam di Eropa naik pada perdagangan hari ini, Senin (4/7/2022), di tengah meningkatnya kekhawatiran ketatnya pasokan menyusul rencana pemogokan di Norwegia.

Berdasarkan data Bloomberg, harga gas alam berjangka naik sebanyak 2,7 persen pada pukul 13.14 WIB setelah mencatat kenaikan mingguan tiga pekan berturut-turut.

Rencana pemogokan ini berpotensi memangkas pasokan gas negara Skandinavia tersebut sebesar 13 persen dari berisiko di tengah rencana untuk meningkatkan pemogokan yang akan datang oleh para operator gas.

Tiga ladang akan ditutup oleh pemogokan mulai Selasa, sedangkan aksi yang direncanakan pada hari berikutnya akan menutup tiga proyek lainya

Rencana ini menambah kekhawatiran bahwa Eropa mungkin tidak memiliki cukup gas untuk mengisi lokasi penyimpanan pada waktunya untuk musim dingin, menyusul turunnya pasokan gas dari Rusia dan penghentian aktivitas berkepanjangan di fasilitas ekspor utama di Amerika Serikat (AS).

Risiko pasokan menyebar melalui ekonomi Eropa dan meningkatkan tekanan pada pedagang dan perusahaan utilitas dengan meningkatkan kebutuhan pendanaan mereka.

Gas berjangka kontrak Agustus depan Belanda yang menjadi patokan Eropa naik 0,8 persen ke level 149 euro atau Rp2,3 juta (dengan kurs Rp15,612) per megawatt-jam pada pukul 8:11 pagi di Amsterdam (13/11 WIB). Harga naik 54 persen dari bulan lalu.

"Industri utama di Jerman bisa menghadapi kehancuran karena pemotongan pasokan gas," Kata pejabat tinggi serikat pekerja Jerman sebelum pembicaraan krisis dengan Kanselir Olaf Scholz, dilansir Bloomberg, Senin (4/7/2022).

Krisis energi sudah mendorong inflasi ke rekor tertinggi, dan dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan tenaga kerja. Hal ini disampaikan oleh Yasmin Fahimi, Kepala Federasi Serikat Buruh Jerman.

Rusia telah mengurangi pengiriman melalui pipa Nord Stream terbesarnya sebesar 60 persen dan sambungan dijadwalkan untuk ditutup penuh minggu depan untuk pemeliharaan. Sementara tiu, Jerman telah menimbulkan keraguan bahwa pengiriman akan berlanjut setelah pemeliharaan selesai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper