Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Minta Bengkel Pesawat Siap Layani Pemulihan Penerbangan

Kemenhub menilai bengkel pesawat perlu disiapkan untuk layani maskapai di tengah pemulihan penerbangan.
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi GMF melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan tekhnisi GMF melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta adanya peningkatan kapasitas bengkel pesawat (maintenance repair and overhaul/MRO) yang serviceable di tengah pemulihan penerbangan.

Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Kementerian Perhubungan Dadun Kohar mengatakan tingkat permintaan pesawat sudah mulai naik akibat pelonggaran syarat perjalanan. Kondisi tersebut turut berimbas mendorong perjalanan wisata, meningkatnya aktivitas masyarakat perjalanan bisnis, dinas, serta adanya potensi besar perjalanan ibadah.

Dadan pun menilai sudah saatnya industri penerbangan memulai recovery dengan memperhatikan tingkat pasokan yaitu penambahan jumlah pesawat yang laik operasi. Selanjutnya, dengan meningkatkan kapasitas MRO dan penyesuaian jam operasi untuk AirNav dan bandara.

“Melihat angka jumlah pesawat yang siap melayani kebutuhan masyarakat maka tantangan saat ini dan ke depan yaitu jumlah pesawat yang laik operasi dan peningkatan kapasitas pesawat MRO dalam negeri,” ujarnya, Kamis (28/6/2022).

Berdasarkan data Kemenhub terkait dengan operator dan register pesawat dimulai dari 2017 sampai 2022 di Indonesia, terdapat kenaikan dan penurunan yang cukup dinamis. Pada 2022 ini, total jumlah pesawat yang teregistrasi adalah sebanyak 1.490 pesawat dengan total sertifikat yang valid adalah sebanyak 1.116 sertifikat.

Sertifikat tersebut terdiri dari sebanyak 248 pesawat PSC 141, OC 91 dan OC 137. Kemudian sebanyak 561 pesawat AOC 121 dan 304 aircraft AOC 135. Dari jumlah tersebut, ketersediaan pesawat yang laik atau siap dioperasikan yaitu sebanyak 336 untuk aircraft AOC 121 dan 222 aircraft untuk AOC 135.

Dadun pun kembali menegaskan bahwa pemulihan tidak bisa berjalan sendiri. Baik operator bandara dan maskapai harus bersama-sama mengatasi permasalahan di industri penerbangan.

Menurutnya, penambahan utilitas dan produktivitas, serta jam operasi bandara haru dilakukan untuk menjaga efisiensi antara maskapai. Tak hanya itu, peremajaan pesawat yang hemat energi juga perlu mendapatkan perhatian.

“Recovery penerbnagan memerlukan dukungan dan kontribusi berbagai pihak antara operator bandara dan stakeholder lain mewujudkan penerbangan aman, nyaman, selamat, dan efisien serta berkesinambungan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper