Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dari Rusia terkerek lantaran permintaan tinggi dari Asia, meskipun sudah menjadi objek sanksi Uni Eropa.
Data pemerintah Rusia menunjukkan harga aktual Urals telah dihargai relatif terhadap patokan internasional Brent.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (28/6/2022), harga Urals rata-rata US$87,49 per barel antara pertengahan Mei hingga pertengahan Juni, melonjak 20 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada periode sebelumnya, menurut Kementerian Keuangan Rusia.
Seperti diketahui, para pemimpin G7 bersikeras ingin membatasi harga minyak Rusia sehingga menghalangi pendapatan Kremlin untuk menggunakannya dalam mendanai perang di Ukraina.
Kendati harganya masih di bawah Brent, gap antara keduanya sudah menyempit secara tajam. Harga rata-rata campuran ekspor utama Rusia didasarkan pada penilaian oleh Argus Media Ltd.
Diskon pada minyak Urals semakin kecil meskipun Uni Eropa telah melarang perusahaan di kawasan itu berurusan dengan perusahaan milik Rusia sejak 15 Mei 2022.
Baca Juga
Pembelian dari konsumen Asia dan bermunculannya rumah dagang kecil untuk berbisnis dengan Rusia telah membantu kelancaran aliran minyak negara ini.
Pada 13 hari pertama pada Juni, ekspor minyak Rusia melalui pipa dan fasilitas pelabuhan yang dioperasikan oleh Transneft PJSC rata-rata mencapai 4,62 juta barel per hari, menurut perhitungan Bloomberg.
Jumlah tersebut hanya sedikit di bawah rata-rata sebulan sebelumnya, perhitungan berdasarkan data dari unit CDU-TEK Kementerian Energi Rusia.