Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Makin Parah, Sri Lanka Batasi Pasokan Bahan Bakar

Setelah perekonomi Sri Lanka anjlok ke titik paling rendah, pemerintah memutuskan akan membatasi distribusi bahan bakar kepada layanan esensial hingga 10 Juli.
Kondisi perekonomian Sri Lanka semakin parah. Pemerintah memutuskan membatasi pasokan bahan bakar. /Bloomberg
Kondisi perekonomian Sri Lanka semakin parah. Pemerintah memutuskan membatasi pasokan bahan bakar. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Sri Lanka secara tiba-tiba membatasi pasokan bahan bakar dan meminta masyarakat untuk tetap di rumah.

Juru bicara Bandula Gunawardena mengatakan pemerintah telah memutuskan akan membatasi distribusi bahan bakar kepada layanan esensial hingga 10 Juli. Dia juga mengatakan bahwa angkutan umum antar provinsi kemungkinan akan terhenti.

"Pelabuhan, layanan kesehatan, pengiriman makanan akan disediakan bensin dan solar sementara sektor lainnya diminta untuk tetap di rumah dan menyediakan layanan online di masa sulit," kata Gunawardena seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (28/6/2022).

Hal ini dilakukan ketika ribuan kendaraan mengantre hingga berkilo-kilometer menunggu SPBU diisi ulang.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada anggota dewan bahwa perekonomian negara telah kolaps.

Seperti diketahui, Sri Lanka mengalami gagal bayar utang dolarnya pada awal tahun ini dan cadangan devisa semakin menipis.

Saat ini Sri Lanka tengah menunggu jawaban dari International Monetary Fund (IMF) dan juga negara mitra seperti India dan China untuk mendapatkan dana segar untuk membayar impor.

Krisis ekonomi di negara itu telah membuat sekolah tutup dan pegawai pemerintah diminta bekerj dari rumah agar mengurangi kepadatan transportasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, perekonomian Sri Lanka bangkrut serta anjlok ke titik terendah lantaran pemerintah gagal membayar utang luar negeri hingga ratusan triliun rupiah. 

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan ekonomi negara tersebur telah jatuh ke titik terendah dan setelah negara tersebut dilanda krisis pangan, bahan bakar, dan listrik selama beberapa bulan belakangan.

Pada kesempatannya berbincang dengan para anggota parlemen Sri Lanka, Ranil memaparkan kondisi cengkraman ekonomi negaranya yang tengah menghadapi situasi serius dan Kemungkinan jatuh ke titik terendah.

Krisis di negara dengan total 22 juta penduduk ini dianggap jadi yang paling buruk dalam beberapa dekade terakhir. 

“Ekonomi kami [Sri Lanka] benar-benar ambruk,” jelasnya, dikutip dari The Guardian pada Kamis, (23/6/2022).

Ekonomi Sri Lanka dilaporkan kandas digerus tumpukan Utang Luar Negeri yang besar dan diperburuk oleh hadirnya pandemi pada awal 2020 lalu. Tak hanya itu, melonjaknya biaya komoditas juga digadang-gadang jadi faktor utama penyebab bangkrutnya ekonomi Sri Lanka.

Kondisi tersebut jelas menyisakan banyak dampak pada seluruh masyarakat di negara dengan jalur pelayaran tersibuk di dunia itu.Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa Sri Lanka kini sudah tidak bisa membeli bahan bakar impor karena terhambat hutang yang besar pada perusahaan induk penyedia bahan bakar Sri Lanka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper