Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Batu Bara Dari Eropa Menguat, APBI: Indonesia Siap Selama Kualitas dan Harga Cocok

Kebutuhan negara-negara Uni Eropa yang sedang mencari alternatif untuk menggantikan impor batu bara dari Rusia pada tahun lalu berkisar antara 50 - 60 juta ton.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA- Indonesia bisa dikatakan cukup siap untuk memenuhi permintaan sejumlah negara Eropa terhadap komoditas batu bara yang melonjak dalam beberapa waktu belakangan.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan pelaku pertambangan batu bara dalam negeri siap memenuhi permintaan sepanjang kualitas yang dibutuhkan dan harga cocok.

"Sepanjang kualitas yang dibutuhkan dan harga cocok, ya tentu saja ini prospek yang bagus," kata Hendra ketika dihubungi Bisnis, Selasa (21/6/2022).

Menurut perkiraannya, kebutuhan negara-negara Uni Eropa yang sedang mencari alternatif untuk menggantikan impor batu bara dari Rusia pada tahun lalu berkisar antara 50 - 60 juta ton.

Namun, Hendra menyebut negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Italia, dan Belanda pada umumnya menggunakan batu bara dengan kalori tinggi 5.800 GAR - 6.000 GAR, yang persediaannya tidak banyak di Indonesia.

Sementara itu, sebagian besar cadangan batu bara di Indonesia merupakan barang dengan tingkat kalori menengah ke bawah yang menjadi andalan ekspor untuk negara mitra seperti India dan China.

Kendati demikian, kemungkinan RI untuk mengekspor batu bara ke negara pengimpor gas dari Rusia seperti Jerman, Polandia, Italia, dan Belanda masih terbuka.

Selain penjajakan yang masih terus dilakukan, Hendra menyebut Indonesia juga sudah dan sedang melakukan ekspor batu bara ke negara-negara tersebut.

Perlu diketahui, prospek kenaikan harga batu bara akibat peningkatan permintaan Uni Eropa diperkirakan menguntungkan negara produsen emas hitam tersebut.

Bagi Indonesia, situasi ini juga membuka peluang ekspor dan memperkuat neraca perdagangan.

Dalam perkembangan terbaru, Pemerintah Jerman memutuskan untuk meningkatkan penggunaan batu bara pada pembangkit listrik. Demikian halnya dengan Pemerintah Belanda yang akan menghapus pembatasan produksi listrik dari pembangkit batu bara.

Manuver Jerman dan Belanda itu berpeluang meningkatkan permintaan batu bara dari kawasan Eropa.

Berdasarkan data 2021, konsumsi batu bara (hard coal) di 27 negara di kawasan Uni Eropa sebanyak 160,78 juta ton. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 2020.

Negara pemasok utama batu bara di kawasan Eropa berasal 43,1 juta ton dari Rusia, disusul AS sebesar 13,4 juta ton, dan Australia 11,8 juta ton.

Indonesia masuk sebagai salah satu negara pemasok batu bara kualitas tinggi ke Uni Eropa dengan jumlah sebesar 0,1 juta ton pada 2020.

Langkah Uni Eropa itu dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha batu bara di Tanah Air untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara Eropa itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper