Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamatkan Stupa Borobudur, Pengamat Sarankan Hal ini

Meski rencana kenaikan tarif wisata ke stupa Candi Borobudur dibatalkan, pengamat pariwisata meminta kebijakan terutama sistem masuk menuju stupa tetap diatur.
Para peserta diajak mengeksplorasi situs warisan dan perdesaan di sekitar Candi Borobudur, mengunjungi sanggar-sanggar kreatif yang dimiliki oleh para generasi muda Borobudur dan menikmati pertunjukan istimewa dari para seniman muda Borobudur. /Borobudur
Para peserta diajak mengeksplorasi situs warisan dan perdesaan di sekitar Candi Borobudur, mengunjungi sanggar-sanggar kreatif yang dimiliki oleh para generasi muda Borobudur dan menikmati pertunjukan istimewa dari para seniman muda Borobudur. /Borobudur

Bisnis.com, JAKARTA – Pembatalan rencana kenaikan tarif wisata menuju Candi Borobudur, dan pembatasan 1.200 kunjungan dinilai pengamat masih menyisakan beberapa catatan penting.

Pengamat Pariwisata Azril Azahari sangat setuju batalnya tarif namun meminta pengelola candi, yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) atau TWC perlu adanya sistem khusus dalam pembatasan kunjungan tersebut.

“1.200 juga jadi masalah, kenapa? Itu per hari, harusnya yang diatur bukan 1.200, tapi cara masuknya. Kalau suatu saat naik semua 1.200, bisa ambrol juga,” jelas Azril, Selasa (14/6/2022).

Azril menyarankan bagi pengelola untuk mengatur jumlah pengunjung di atas candi. Menurut perhitungan Azril, setidaknya jumlah pengunjung di atas candi secara bersamaan dibatasi sebanyak 500 orang. Jumlah 1.200 menjadi jumlah total kunjungan sehari.

Artinya, pengunjung yang akan naik dibatasi jumlah dan waktu kunjungan. Azril pun menyentil pengelola untuk membuat peraturan yang tepat terkait kuota dan waktu kunjungan tersebut. 

“Jadi itu 1.200 satu hari, kalau satu hari operasional 10 jam, berarti 120 per jam, itu berarti 2 orang per menit. Pengaturan itu yang harus diatur. Dari 1.200 mungkin kapasitasnya 500 saja di atas candi, kalau sudah lebih dari itu ditahan, tunggu ada yang keluar dari candi,” jelas Azril.

Berangkat dari hal itu, pengunjung yang berada di atas candi pun disarankan untuk tidak berdiam terlalu lama di satu titik. Alangkah lebih baik, menurut Azril, dibuat jalur mulai dari pintu masuk hingga keluar sehingga pengunjung dapat menikmati seluruh keindahan dan sejarah Candi Borobudur.

Diketahui saat ini tarif atau harga tiket masuk (HTM) candi Borobudur untuk dewasa sebesar Rp50.000 dan pelajar Rp5.000 per tiket. Azril menyarankan pengelola untuk dapat memberikan feedback dari tarif yang dibayarkan berupa penjelasan atau pemaparan sejarah warisan tersebut.

Bukan sekadar pemutaran film, dengan adanya pelayanan tersebut akan menahan jumlah kunjungan sehingga tidak menumpuk di dalam kawasan Candi Borobudur.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah merencanakan adanya pertunjukkan di Borobudur. Nantinya, pengunjung bukan hanya dapat menikmati keindahan candi, tapi juga mendapatkan informasi mengenai sejarah candi dengan teknologi terkini. 

“1.200 tahun yang lalu leluhur kita memiliki suatu keagungan dari kehidupan dan menata peradaban, jadi kita bisa melihat kemaritiman, peternakan, pertanian. Ini nanti akan ditampilkan dalam bentuk virtual reality dan augmented reality. Kira-kira itu lah yang akan kita dorong agar semakin kita perkaya pengetahuan terkait Borobudur,” ujar Sandi pada Weekly Press Briefing, Senin (6/6/2022) lalu.

Sandiaga juga berencana akan menghadirkan pertunjukkan berbasis sound and light mengenai sejarah Borobudur.  “Kita akan juga berikan satu inovasi, bagaimana menghadirkan museum 3D di sekitar Borobudur dan pertunjukkan sound and light. Walaupun pembatasan dibatasi, tapi pengalaman pengunjung akan lebih menikmati Candi Borobudur,” ungkapnya.

Sandiaga menyampaikan akan terus menyiapkan berbagai langkah dengan pihak terkait seperti dunia usaha untuk menghadirkan travel pattern atau pola kegiatan, termasuk juga mengundang investasi di bidang augmented dan virtual reality.

Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak naik ke atas area stupa Candi Borobudur, untuk bisa duduk di pelataran dan merasakan sensasi membaca relief-relief dari Candi Borobudur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper