Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Klaim Harga Cabai dan Bawang Segera Normal Lagi, Kapan?

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kenaikan harga sejumlah komoditas seperti bawang merah dan cabai tidak akan berlangsung lama.
Cabai di salah satu pasar di Batam./Bisnis-Bobi Bani
Cabai di salah satu pasar di Batam./Bisnis-Bobi Bani

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kenaikan harga sejumlah komoditas seperti bawang merah dan cabai tidak akan berlangsung lama.

Kenaikan harga beberapa komoditas itu disebut imbas dari penurunan luas tanam saat bulan Maret. Terlebih pada bulan tersebut anomali cuaca yang cukup ekstrem dan kurang bersahabat bagi petani cabai dan bawang merah.

Berdasarkan pantaun di Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional saat ini harga cabai dan bawang di pasar tradisional rata-rata melonjak atau naik 60 - 100 persen lebih. Misalnya, cabai merah Rp63.300 per kilogram (kg), cabai rawit merah Rp82.950 per kg, dan cabai hijau Rp60.300 per kg dan cabai merah besar Rp62.850 per kg. Adapun bawang merah saat ini Rp46.100 per kg.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan bahwa hujan pada periode April - Mei 2022 cenderung lebih tinggi dibandingkan periode April - Mei 2021. Tercatat pada April 2021 curah hujan 194,8 mm dan April 2022 curah hujan 215,6 mm. Kondisi ini cukup berpengaruh pada produksi pertanian, termasuk cabai yang produksi dan produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Dia menuturkan Kementan melakukan beberapa upaya preventif dalam menghadapi kondisi cuaca saat ini untuk menjaga ketersediaan aneka cabai di pasaran. Di antaranya bantuan fasilitasi distribusi dari daerah surplus, Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati, fasilitasi dan penyaluran sarana produksi, serta percepatan tanam untuk kawasan cabai seluas 3.350 hektare di akhir semester I.

"Harapannya, dua hingga tiga bulan ke depan, semuanya sudah kembali normal. Kami cek di early warning system, bulan Juli dan Agustus kondisi mulai stabil kembali karena saat ini seperti yang diketahui, curah hujan cukup tinggi,” kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Minggu (12/6/2022).

Sementara itu, Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengatakan peningkatan luas tanam di bulan April - Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni - Juli 2022 akan berangsur normal kembali. Menurut Sekjen ABMI, M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April - Mei tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari 3.300 hektar. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo dan Solok. Pasokan untuk bulan Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata Ikhwan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/6/2022).

Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun Luar Pulau Jawa. Alhasil panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes dan Probolinggo akan semakin marak.

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar 157.121 ton, sedangkan bulan Mei sebesar 153.513 ton. Meskipun produksi April - Mei 2022 turun sebesar 11 persen, tapi secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper