Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan sebagian besar negara-negara tetangga belum ikhlas jika Indonesia menjadi negara industri baterai mobil listrik.
Kendati demikian, Bahlil tak menyampaikan secara spesifik negara-negara mana saja yang dimaksud.
"Kelihatannya negara-negara tetangga kita sebagian belum ikhlas kalau Indonesia ini menjadi negara industri baterai mobil karena banyak sekali pencak silatnya," kata Bahlil dalam Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Kabupaten Batang, Rabu (8/6/2022).
Namun, pemerintah Korea Selatan di bawah LG telah bersepakat untuk membangun industri baterai mobil listrik di Indonesia sejak 2020.
"Hari ini sudah kita lakukan tahap kedua, dimana investasi sebesar US$9,8 miliar," ungkapnya.
Dia menjamin kerja sama bisnis bersama LG akan sangat transparan lantaran melibatkan beberapa pihak seperti BUMN dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Sementara itu, Bahlil mencatat investasi hilirisasi yang dilakukan LG akan memberikan nilai tambah kepada perekonomian Indonesia yaitu sebesar US$5,18 miliar. Proyek ini disebutkan menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja, khusus untuk pabrik baterai mobil listrik saja.
"Dampak ekonominya setiap tahun sebesar US$5,18 miliar dari total investasi US$9,8 miliar dengan total lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 20.000 lapangan pekerjaan, khusus untuk pabrik baterai mobil bukan untuk kawasan ini [Kawasan Industri Terpadu Batang]," ungkap Bahlil.