Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memberikan penjelasan soal tidak menjadi sponsor kegiatan Formula E Jakarta atau Jakarta E-Prix.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menilai dalam memutuskan menjadi sponsor, perlu pertimbangan yang matang. Kegiatan yang menjadi objek sponsor harus memberikan benefit berupa peningkatan nilai merek (brand) perusahaan.
"Kami ini mau branding apa karena mobil [Formula E] ini enggak pakai pelumas, enggak pakai BBM," katanya dalam Gathering Pemimpin Redaksi Media Bersama Direksi Pertamina, Rabu (8/6/2022).
Dia berpendapat untuk menjadi sponsor, suatu perusahaan harus memiliki kesesuaian antara produk yang dipasarkan dengan kegiatannya.
Menurutnya, Pertamina tidak bisa menjadi sponsor Formula E karena ketidaksesuaian dalam branding. Apabila investasi pabrik baterai listrik terintegrasi yang dilakukan perseroan dengan sejumlah BUMN di Batang sudah jadi, mungkin bisa sesuai.
Seperti diketahui, Pertamina bersama dengan PT PLN (Persero), MIND ID dalam Indonesia Battery Coorporation (IBC) mengeluarkan investasi Rp142 triliun untuk industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Baca Juga
Nicke menambahkan untuk menjadi sponsor kegiatan bertaraf internasional membutuhkan waktu. Contohnya, langkah Pertamina menjadi sponsor utama untuk MotoGP Mandalika 2022 yang membutuhkan waktu 2 tahun.
"Kita untuk [sponsor] MotoGP Mandalika itu butuh 2 tahun untuk merumuskannya karena angkanya besar, kalau datangnya tiba-tiba agak sulit," ujarnya.