Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Tembus US$120 per Barel, Pertamina Genjot Eksplorasi Blok Baru Migas

Perseroan telah mengambil sejumlah upaya agresif untuk meningkatkan produksi terangkut atau lifting Migas menyusul sentimen harga minyak mentah dunia yang tertahan tinggi hingga pertengahan tahun ini.
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik (kiri) didampingi manajemen PT Pertamina Hulu Energi melakukan kunjungan kerja di Anjungan Bravo, lepas pantai Blok Offshore North West Java yang dioperasikan PHE ONWJ, Jawa Barat, Jumat (9/5)./Antara
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik (kiri) didampingi manajemen PT Pertamina Hulu Energi melakukan kunjungan kerja di Anjungan Bravo, lepas pantai Blok Offshore North West Java yang dioperasikan PHE ONWJ, Jawa Barat, Jumat (9/5)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Subholding Upstream Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berfokus untuk mengejar kinerja eksplorasi cadangan minyak dan gas (Migas) baru di tengah reli kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia pada tahun ini. Malahan, perseroan menargetkan kinerja eksplorasi dan pengembangan sumur eksisting naik dua kali lipat dari torehan 2021.

Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita mengatakan perseroan telah mengambil sejumlah upaya agresif untuk meningkatkan produksi terangkut atau lifting Migas menyusul sentimen harga minyak mentah dunia yang tertahan tinggi hingga pertengahan tahun ini.

PHE menargetkan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur dan sumur eksplorasi sebanyak 29 unit. Selain itu, kata Arya, perseroan juga ikut menambah rencana kerja workover, perawatan sumur dan reaktivasi sumur.

“Jumlah ini lebih dari 2 kali lipat jumlah realisasi 2021, yaitu 350 sumur pengembangan dan 12 sumur eksplorasi,” kata Arya melalui pesan WhatsApp, Selasa (7/6/2022).

Hingga triwulan pertama 2022, dari keseluruhan wilayah kerja nasional dan mancanegara, PHE berhasil menorehkan angka produksi minyak mentah mencapai 523 ribu barel minyak per hari atau million barrel oil per day (MBOPD) dan 2.612 juta kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.

“Untuk pengeboran sumur pengembangan telah berhasil diselesaikan sebanyak 144 sumur dan sumur eksplorasi sebanyak 2 sumur,” kata dia.

Di sisi lain, PHE turut memastikan berjalannya program optimasi pengembangan lapangan-lapangan (OPLL) di Mahakam, program Sumatera Light Oil (SLO) Stage 1 di rokan, onstream Jambaran Tiung Biru, program optimasi di lapangan Akasia Bagus dan Gantar dan program Phase 2 di lapangan Zulu. Selain itu upaya akuisisi operator atau blok migas dalam dan luar negeri juga terus diintensifkan pada tahun ini.

“Untuk meningkatkan produksi Migas, Pertamina melakukan beberapa upaya pengembangan step out yang memerlukan dukungan pemerintah untuk pembangunan bersama infrastruktur di lingkungan sekitar, inovasi bisnis, pengelolaan joint study atau bid round, participating interest di WK Baru dan eksplorasi,” kata dia.

Tingginya harga minyak mentah dunia yang belakangan didorong oleh manuver Uni Eropa untuk melarang impor minyak mentah dan produk minyak dari Rusia dinilai menjadi momentum perusahaan hulu Migas untuk meningkatkan produksi dan cadangan mereka.

Data Bloomberg hingga Selasa (7/6/2022) 15.13 WIB menunjukkan harga minyak mentah Brent berada di angka US$120.06 per barel untuk pengiriman Agustus 2022. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sudah diperdagangkan dengan nilai mencapai US$119.20 per barel untuk kontrak Juli 2022.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak mentah dilaporkan telah membukukan kenaikan mingguan keenam setelah pertemuan OPEC+ yang sebelumnya sangat diantisipasi. Namun ternyata menghasilkan sedikit keputusan sehingga gagal meredakan kekhawatiran pasar.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2022), pertemuan OPEC+ sebelumnya dinilai gagal meredakan kekhawatiran pasar sehingga potensi defisit pasokan minyak terus melebar, sehingga pada akhir pekan Jumat (3/6/2022) harga WTI naik secara mingguan sebesar 3,3 persen sehingga berada di atas US$118.

Sementara itu, pertumbuhan lapangan kerja di AS melampaui perkiraan, menandakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang akan meningkatkan permintaan untuk produk mentah dan olahan.

"Harga minyak mentah tetap berpotensi naik, karena pedagang sektor energi menerima dampak dari pertemuan OPEC+. Oleh sebab itu, pasar minyak akan tetap dijaga ketat sepanjang musim panas ini," kata Ed Moya, analis pasar senior Oanda, dikutip pada Bloomberg, Senin (6/6/2022).

Lebih lanjut, pertemuan OPEC+ lalu menyetujui kenaikan produksi 648.000 barel per hari untuk bulan Juli dan Agustus, yaitu sekitar 50 persen lebih besar dari kenaikan yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir. Artinya kelompok tersebut akan menambahkan minyak mentah sekitar 400.000 barel per hari selama dua bulan di atas kenaikan sederhana yang telah disepakati.

Namun, keraguan tetap membayangi apakah produsen minyak tersebut mampu memenuhi kenaikan produksi tersebut mengingat banyak anggota yang mengalami kesulitan meningkatkan hasil produksi. Pada catatan keputusan OPEC+ tersebut, dalam praktiknya, setiap hari akan ada tambahan 132.000 barel per hari setiap bulan dari produksi tambahan yang berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak, Citigroup Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper