Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai penurunan purchasing manufacture index (PMI) Indonesia Mei 2022 disebabkan oleh tiga faktor utama.
Seperti diketahui, data S&P Global menunjukkan kinerja sektor manufaktur dalam negeri turun dari 51,9 poin pada April menjadi 50,8 poin pada Mei 2022.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh tiga hal, baik dari kondisi dalam negeri maupun global.
Pertama, perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Mei, utamanya disebabkan karena terkendala pasokan.
“Adanya libur panjang Lebaran di minggu awal Mei 2022 misalnya, menjadi salah satu faktor gangguan terhadap rantai pasokan sektor industri,” kata Febri dalam keterangan resminya, Sabtu (4/6/2022).
Kedua, faktor pelarangan ekspor CPO dan minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng curah di dalam negeri disebut juga mempengaruhi kondisi sektor manufaktur.
Ketiga, pembatasan ketat Covid-19 di China dan perang Rusia-Ukraina membuat terjadinya pelambatan aktivitas pabrik di Asia karena rantai pasokan dan permintaan ikut terhambat.
Output manufaktur RI turun sedikit di tengah kendala pasokan, dengan waktu pengiriman rata-rata diperpanjang sehingga berdampak terhadap bertambahnya pekerjaan yang tertunda.
Produksi manufaktur RI turun untuk pertama kalinya dalam 9 bulan terakhir pada Mei 2022, meskipun tidak signifikan.