Bisnis.com, JAKARTA – Diversifikasi negara asal impor dinilai bisa menjadi cara bagi Indonesia guna menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku untuk material yang tidak diproduksi di dalam negeri, seperti tepung gandum.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, langkah diversifikasi tersebut berguna dalam muncul situasi buruk seperti perang di Ukraina yang notabene merupakan pemasok gandum terbesar ke Tanah Air.
"Dengan melakukan diversifikasi, Indonesia memiliki alternatif pemasok dengan harga yang tidak jauh berbeda," ujar Faisal ketika dihubungi, Minggu (29/5/2022).
Upaya diversifikasi tersebut, sambungnya, juga berlaku untuk masalah pembatasan ekspor gula dari India yang merupakan pemasok utama Indonesia.
"Gejolak ini bisa diatasi dengan diversifikasi asal negara impor yang cukup beragam. Ini bisa mengurangi ketergantungan terhadap negara pemasok yang terlalu besar porsinya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah memiliki sejumlah pekerjaan rumah dalam upaya mendongkrak status industri makanan olahan Tanah Air dari jejeran komoditas ekspor potensial menjadi komoditas ekspor utama.
Berdasarkan Perpres 74/2022 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN), salah satu permasalahan utama yang wajib diselesaikan di sektor industri makanan olahan dalam negeri adalah minimnya pasokan bahan baku.
Sebagai contoh, di sektor pengolahan susu yang dinilai menjadi penopang utama kinerja Industri makanan dan minuman. Mengutip data terakhir Kemenperin, sampai dengan saat ini hanya sekitar 0,87 juta ton atau 21 persen bahan baku yang merupakan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN).
Sisanya, bahan baku masih didatangkan dari luar negeri dalam bentuk skim milk, whole milk, anhydrous milk fat, butter milk, dan whey. Dalam periode lima tahun terakhir, pasokan bahan baku lokal hanya tumbuh rata-rata 0,9 persen per tahun.
Sementara itu, keperluan industri terhadap bahan baku tumbuh hingga 6 persen per setiap tahunnya.