Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus menggenjot beroperasinya pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk meningkatkan bauran energi dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Salah satunya melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 berkapasitas 2 x 87 megawatt (MW) yang berada Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba, Sumatra Utara.
Direktur Mega Proyek dan EBT Wiluyo Kusdwiharto menerangkan perkembangan pembangunan PLTA Asahan 3 sudah mencapai 55,44 persen saat ini. Salah satu capaian terpenting dalam konstruksi pembangkit ini adalah selesainya pengeboran terowongan jalur air atau lebih dikenal dengan Headrace Tunnel.
"Saya sangat bersyukur dalam kesempatan kali ini dapat menghadiri seremonial target milestone yang sangat dinantikan yaitu Breakthrough Headrace Tunnel dengan total panjang 7,75 kilometer (Km) yang merupakan critical path pada proyek ini," kata Wiluyo melalui siaran pers, Sabtu (28/5/2022).
Dengan adanya perkembangan yang cukup signifikan ini, Wiluyo berharap pembangkit ini sudah bisa beroperasi pada Maret 2024 sehingga dapat meningkatkan keandalan pada sistem kelistrikan sumatera bagian utara.
Wiluyo menambahkan dengan beroperasinya PLTA Asahan 3 ini akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik di Sistem Sumatra, sehingga diproyeksikan terdapat potensi penghematan dalam kurun waktu beroperasinya PLTA Asahan 3 tersebut.
"Selain itu, dengan beroperasinya PLTA Asahan 3 yang memanfaatkan pasokan air dari Danau Toba berpotensi memberikan kenaikan kontribusi energy mix dari EBT sekitar 1,5 persen," kata dia.
PLTA Asahan 3 mendapatkan penghargaan dari organisasi konsultan internasional FIDIC sebagai “Highly Commended Project Of The Year 2021”. PLTA Asahan 3 ini telah menggunakan aplikasi “Building Information Modelling” yang diharapkan memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi manajemen aset pengelolaan PLTA Asahan 3 nantinya.