Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta menargetkan pembangunan 20 kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) yang terintegrasi dengan stasiun MRT, pada 2030 mendatang.
"Rencana kami pada 2030 ada 20 kawasan berorientasi transit. Jadi Jakarta ini berkembang dari kota yang centralized menjadi decentralized," tutur Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, Selasa (24/5/2022).
William berharap untuk menyediakan kawasan berorientasi transit pada area dalam dan luar stasiun MRT, atau berjarak sekitar radius 700 meter dari simpul transit MRT sampai dengan daerah luarnya. Kawasan tersebut diharapkan bisa lebih memfasilitasi pejalan kaki dan pengguna kendaraan non-emisi.
William mengatakan ada wanti-wanti dari pemerintah provinsi agar pengembangan kawasan tidak berujung pada naiknya harga tanah di area tersebut. Dia menegaskan pembangunan kawasan, yang nantinya juga meliputi hunian, tidak hanya dinikmati oleh kelas pendapatan menengah ke atas.
"Satu hal dikhawatirkan Pak Gubernur [Anies Baswedan] jangan sampai saat bangun kawasan TOD harga tanah meningkat kemudian terjadi gentrifikasi," terangnya.
Adapun, William menargetkan pembangunan hunian yang bisa dijangkau oleh kelompok masyarakat yang berpendapatan sekitar Rp7 juta per bulan. Saat ini, dia menyebut hunian di sekitar stasiun MRT saat ini berharga mahal.
Baca Juga
"Kita coba imbangi dengan membangun kawasan yang affordable dapat dijangkau oleh masyarakat level menengah," tuturnya.