Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum DPP Persaturan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI), Paulus Totok Lusida bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta untuk membahas rencana penggabungan unit usaha syariah Bank Tabungan Negara (BTN Syariah) ke dalam Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Memang, sekarang dari pemerintah ada keinginan untuk menggabungkan unit usaha syariah BTN ke BSI. Kami sudah menyampaikan kendala yang ada," kata Totok dalam keterangannya, Selasa (25/5/2022).
Adapun, kendala yang dimaksud oleh Totok adalah mengenai kematangan dan kesiapan untuk penggabungan unit usaha tersebut tersebut. Kesiapan tersebut diperlukan guna menghindari hambatan dalam pengadaan perumahan, khususnya yang dibiayai oleh perbankan syariah.
"Sehingga, bisa maksimal dan stabil terhadap perekonomian Indonesia," imbuhnya.
REI berharap target dan program yang ada, utamanya, target pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak terganggu dengan adanya rencana penggabungan BTN Syariah ke BSI.
Oleh karena itu, kata dia, Wapres dalam pertemuan menyampaikan harus ada persiapan matang sebelum dilakukan penggabungan.
"Jadi, apakah penggabungan ditunda, nanti akan diusulkan Wapres. Supaya tidak terjadi stuck atau penurunan dari kondisi pengadaan properti, yang memiliki domino efek sangat besar kepada 104 industri lain dan 350 UMKM lebih yang berkaitan dengan properti mulai gorden, keset, sapu dan lain-lain," ujar Totok.
Totok mencatat, sebelum pandemi Covid-19, target penyaluran rumah untuk MBR adalah 300.000 unit. Namun, target tersebut diturunkan menjadi 200.000 unit rumah saja akibat pandemi Covid-19.