Bisnis.com, JAKARTA- DPR RI merasa geram lantaran jajaran Kementerian Pertanian tidak menemukan jejak muasal virus penyakit mulut dan kuku yang menjalar pada hewan ternak belakangan ini. Sebab, tanpa mengetahui muasal virus, tidak mungkin ada kesempatan menemukan vaksin.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mencecar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajarannya terkait asal muasal virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Menurutnya, mustahil menemukan vaksin apabila asal usul virus PMK yang berkode O tersebut tidak diketahui.
"Bagaimana mau menemukan vaksin sementara asal muasal kagak tahu. Ini loh. Ini yang penting bagi saya," ujar Sudin dalam Raker Komisi IV bersama Kementan, Bulog, dan PT Berdikari, Senin (23/5/2022).
"Sampai saat ini kami masih lakukan investigasi," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah merespon cecaran Sudin.
"Bukan investigasi, [kalau] anda belum tahu. Jawab saja, saya belum tahu, belum ngerti, udah gitu aja," tukas Sudin menyela.
Awalnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan hingga saat ini memang belum berhasil menemukan asal masuknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak ruminansia, termasuk sapi.
Baca Juga
"Kami lebih banyak berkonsentrasi untuk mempersiapkan vaksin. Dan vaksin ini sebenarnya pernah ditemukan di tahun 1990. Karena itu, dengan serotipe ini, kita berharap uraian vaksin itu dibutuhkan. Bahwa dari mana asalnya, kami turunkan Irjen. Tapi, sampai hari ini kami belum bisa pastikan seperti apa virus itu masuk. Tapi, Insyaallah dalam waktu dekat," kata Syahrul dalam kesempatan itu.
Namun, Syahrul mengatakan saat ini sudah diupayakan pembuatan vaksin PMK yang sudah mewabah di 15 provinsi itu. Pusat Veteriner Farma (Puspetma) Kementan di Surabaya disebut sudah menemukan stereotipe virus yang beredar di Indonesia dengan kode O/ME-SA/Ind/2001/e, itu.
“Perkembangan terbaru penanganan PMK dari jajaran Kementan. Jadi memang kode O ini adalah serotipe yang kemudian kami lebih banyak berkonsentrasi untuk menyiapkan vaksinnya. Dan vaksin ini sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 1990 oleh karena dengan serotype ini kita berharap vaksin ini dibutuhkan,” ujar Syahrul.
Syahrul mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah mendapat pengakuan status bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunnia (OIE) yang tercantum dalam resolusi OIE No XI tahun 1990.
Dimana deklarasi nasional dilakukan tahun 1986, setelah virus pertama kali masuk dan mewabah di Indonesia di tahun 1887 dan berakhir pada 1983 di pulau Jawa.