Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis persoalan yang dihadapi sektor manufaktur Jepang akibat pelemahan yen, lockdown di China hingga situasi geopolitik di Rusia-Ukraina tidak akan berdampak terhadap sektor manufaktur di Tanah Air.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) memastikan bahwa minat Jepang untuk berinvestasi di sektor manufaktur Indonesia hingga saat ini tidak menurun.
"Kondisi itu tidak memengaruhi minat investor Jepang di sektor manufaktur Indonesia. Investasi Jepang [ke sektor manufaktur] justru berpotensi naik setelah ada komitmen lanjutan dari pemerintah negara itu," kata Eko kepada Bisnis, Kamis (19/5/2022).
Komitmen pemerintah Negeri Sakura menanamkan modal di sektor manufaktur RI diperkuat dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Khisida yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Dengan demikian, sambungnya, kuat kemungkinan tren positif investasi Jepang ke manufaktur RI berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, tren investasi Jepang di Indonesia juga diprediksi berlanjut di sepanjang tahun ini.
Sebagai informasi, data BKPM menunjukkan investasi Jepang di Indonesia pada kuartal I/2022 senilai US$825,3 juta. Lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dengan nilai investasi US$509,7 juta.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), investasi Jepang di Tanah Air juga tercatat terus bergerak positif. Naik dari US$322,7 juta menjadi US$825,3 juta.